Nilai tukar rupiah berada di level Rp15.627 per dolar AS pada Senin (19/2) pagi. Mata uang Garuda melemah 3,5 poin atau 0,02 persen dari perdagangan sebelumnya.
Mata uang di kawasan Asia kompak berada di zona hijau. Baht Thailand menguat 0,14 persen, peso Filipina menguat 0,11 persen, won Korea Selatan menguat 0,29 persen, yuan China menguat 0,04 persen, serta dolar Singapura juga menguat 0,17 persen.
Kemudian, yen Jepang menguat 0,15 persen, dan dolar Hong Kong juga terpantau menguat 0,01 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada, mata uang utama negara maju juga kompak berada di zona hijau. Tercatat euro Eropa menguat 0,09 persen, poundsterling Inggris menguat 0,18 persen, dan dolar Australia menguat 0,26 persen.
Franc Swiss juga menguat 0,08 persen dan dolar Kanada menguat 0,12 persen.
Analis Pasar Lukman Leong memperkirakan meski rupiah melemah namun berpotensi menguat terbatas karena data tenaga properti Amerika Serikat (AS) NFP yang baru saja dirilis ternyata jauh lebih lemah dari perkiraan.
"Rupiah diperkirakan akan dibuka datar dengan kecenderungan menguat terbatas. Dolar AS sendiri melemah setelah data properti yang lebih lemah," ujar Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Hari ini, Lukman memperkirakan rupiah bergerak di rentang Rp15.500 per dolar AS - Rp15.700 per dolar AS.