BRI Kontribusi Rp149,2 Triliun untuk Negara dalam 5 Tahun Terakhir
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan nilai ekonomi untuk mendukung pembangunan negara. Dalam lima tahun terakhir, BRI telah menyetorkan dividen dan pajak senilai Rp149,2 triliun kepada negara.
Angka tersebut merupakan hasil dari kinerja BRI yang terus meningkat, meskipun menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan pandemi. Pada 2023 secara konsolidasian aset perseroan tumbuh 5,3 persen year on year (yoy), menjadi sebesar Rp1.965,0 triliun, dan membukukan laba sebesar Rp60,4 triliun atau tumbuh 17,5 persen yoy.
Dari laba tersebut, BRI menyetorkan dividen dan pajak sebesar Rp45,34 triliun kepada negara. Sebelumnya, jumlah dividen dan pajak yang disetorkan perseroan kepada negara yakni sebesar Rp26,56 triliun pada 2019, Rp28,39 triliun pada 2020, Rp27,09 triliun pada 2021 dan Rp21,81 triliun pada 2022.
Menanggapi hal ini, Menteri BUMN RI, Erick Thohir, mengungkapkan bahwa transformasi perusahaan pelat merah telah memberikan dampak besar bagi negara dan masyarakat. Lewat transformasi secara menyeluruh, perusahaan BUMN, termasuk salah satunya BRI berhasil meningkatkan kontribusi kepada negara.
"Sejak awal saya selalu tekankan, BUMN harus menjadi benteng ekonomi Indonesia. Peningkatan kontribusi juga menggambarkan kondisi BUMN yang terus membaik," tegas dia.
Di sisi lain, Direktur Utama BRI, Sunarso, mengatakan bahwa BRI selalu berkomitmen untuk memberikan nilai ekonomi bagi negara dan masyarakat. Ia menambahkan bahwa BRI sebagai BUMN yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah, berkewajiban untuk menyetorkan dividen ke negara.
"Laba BRI menjadi hak pemegang saham. Melalui pembayaran pajak dan dividen, mayoritas dari laba BRI pun pada akhirnya akan kembali ke negara sebagai pemegang saham mayoritas, dan selanjutnya dipergunakan untuk kepentingan rakyat Indonesia melalui berbagai program pemerintah," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (19/2).
Lebih lanjut ia memaparkan, dari sisi fungsi intermediasi, hingga akhir Desember 2023 BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 11,2 persen yoy menjadi Rp1.266,4 triliun. Pencapaian ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit industri perbankan nasional yang sebesar 10,4 persen yoy di sepanjang 2023.
Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga akhir Desember 2023 BRI berhasil menghimpun DPK sebesar Rp1.358,3 triliun atau tumbuh 3,9 persen yoy. Pencapaian ini juga lebih baik dibandingkan dengan DPK industri perbankan nasional yang tumbuh 3,8 persen secara yoy pada akhir Desember 2023.
Sementara penghimpunan DPK BRI masih didominasi oleh dana murah (CASA) dengan persentase mencapai 64,4 persen atau setara dengan Rp874,1 triliun.
Ke depan, Sunarso menekankan, BRI optimistis akan terus memberikan return yang optimal kepada para pemegang saham.
"Ini adalah bukti nyata bahwa perusahaan BUMN yang memiliki fungsi agent of development dan value creator dapat secara simultan menjalankan peran economic dan social value secara bersamaan," pungkasnya.
(rir)