BRI melalui program BRI Peduli Bertani di Kota atau BRInita mewujudkan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dapat mendorong perbaikan ekosistem lingkungan. Salah satunya, di Kelurahan Padjajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.
Di pemukiman padat penduduk itu, terdapat berbagai tanaman, mulai sayuran, buah-buahan, hingga bebungaan. Perkebunan tersebut membentang di atas aliran sungai Cilimus sepanjang 250 meter.
Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto mengatakan, program BRInita menjadi bentuk dukungan BRI bagi pelestarian lingkungan di tengah kota, dengan memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Program ini tidak hanya dilakukan di satu titik saja, tetapi di 21 titik di seluruh Indonesia. Dengan bantuan infrastruktur yang kami berikan, harapannya program ini dapat terus berjalan secara kontinyu sehingga menjadi wadah positif bagi masyarakat," kata Catur.
Ketua Buruan Sae Kelurahan Padjajaran, Wawasan Setiawan menjelaskan, kegiatan cocok tanam di Kelurahan Padjajaran berangkat dari program urban framing bernama Buruan Sae yang dimulai pada 2014. Buruan Sae sendiri memiliki makna halaman yang indah dalam bahasa Sunda.
Awalnya, bangunan di atas sungai hanya dibuat dari bambu dengan luas terbatas. Program Buruan Sae itu kemudian membuat warga jadi lebih serius melakukan urban framing, yang lalu mengganti bahan lantai bangunan dengan baja ringan lebih kuat dan memperluasnya, juga melengkapi dengan plastik tebal sebagai pelindung tanaman.
Kini perkebunan di Padjajaran menjelma menjadi Agrowisata Urban Farming. Adapun bibit tanaman diperoleh dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bandung, juga dari warga sendiri.
Sejalan dengan penanaman dan perluasan urban farming itu, warga Padjajaran juga memperbanyak kegiatan edukasi, serta melakukan pembudidayaan ikan lele dan nila di tujuh kolam berukuran 1,5 meter.
Adalah Lurah Padjajaran, Paridin, yang giat menjalin kerja sama dengan BRI demi perkembangan dan pelestarian Buruan Sae. Program BRInita dinilai tepat, karena mengusung metode tanam vertical garden, serta memberikan banyak pelatihan dan pendampingan.
Wawasan menjelaskan, warga jadi semakin inovatif mengolah hasil panen di Buruan Sae Padjajaran. Kini, mereka tak lagi harus membeli bumbu dapur seperti cabai, tomat dan bawang, juga buah-buahan.
Selain itu, warga juga aktif mengolah hasil panen di Buruan Sae Padjajaran menjadi beragam produk UMKM, seperti beberapa produk Bunga Telang, Kopi Pot, hingga Wedang Jahe Merah. Menurut anggota Kelompok Wanita Padjajaran Lestari, Devi Setiawati, minuman herbal berbahan jahe merah itu sangat laku di pasaran dengan penjualan yang konsisten.
"Dalam sekali produksi, kami mampu membuat wedang jahe merah dalam kemasan 20-25 botol kemasan 250ml. Mengingat bahan bakunya terbatas, kami menjualnya berdasarkan pesanan," kata Devi.
(rea/rir)