Jepang dan Inggris Resesi, Bagaimana Indonesia Tangkis Efeknya?

CNN Indonesia
Selasa, 20 Feb 2024 10:24 WIB
Sejumlah analis membagikan strategi agar Indonesia bisa meredam dampak negatif dari Jepang dan Inggris yang resmi jatuh ke jurang resesi ekonomi.
Sejumlah analis membagikan strategi agar Indonesia bisa meredam dampak negatif dari Jepang dan Inggris yang resmi jatuh ke jurang resesi ekonomi. Ilustrasi. (REUTERS/TOBY MELVILLE).

Mitigasi Pemerintah Indonesia

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyebut negara terus memperhatikan dampak transmisi perlambatan ekonomi global terhadap perekonomian nasional. Susi mengatakan pelemahan di Jepang menjadi salah satu yang dipelototi.

Ia mengatakan Indonesia punya hubungan kerja sama yang baik dengan Jepang, termasuk dalam aspek investasi dan ekspor impor. Susi menyebut Jepang adalah salah satu tujuan utama ekspor bagi Indonesia untuk komoditas batu bara, komponen elektronik, nikel, dan otomotif.

Kemenko Perekonomian mencatat ekspor Indonesia ke Jepang sepanjang 2023 berada pada peringkat keempat dengan total mencapai US$18,8 miliar. FDI Jepang ke Indonesia pada tahun lalu juga berada pada peringkat keempat sebanyak US$4,63 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meski hingga saat ini perekonomian nasional masih menunjukkan resiliensi dengan capaian pertumbuhan yang solid ditopang oleh permintaan domestik yang terus tumbuh dan dijaga dengan inflasi yang terkendali, pemerintah tetap mengambil sejumlah langkah antisipatif terhadap risiko ekonomi global tersebut untuk menjaga perekonomian Indonesia tetap stabil," ucap Susi dalam keterangan resmi, Sabtu (17/2).

Salah satu mitigasinya adalah pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Peningkatan Ekspor Nasional.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertindak sebagai ketua tim pengarah satgas dan anggotanya adalah para menteri terkait serta pelaku usaha.

Satgas Peningkatan Ekspor Nasional ini sudah menentukan 12 negara prioritas tujuan ekspor Indonesia, yakni Arab Saudi, Belanda, Brasil, Chile, China, Filipina, India, Kenya, Korea Selatan, Meksiko, Uni Emirat Arab (UEA), dan Vietnam.

"Adapun produk ekspor prioritas yang ditetapkan, mulai dari ikan dan olahan ikan, sarang burung walet, kelapa dan kelapa olahan, kopi dan rempah olahan, bahan nabati dan margarin, kakao, makanan olahan, bungkil dan pakan ternak, semen, produk kimia, karet dan produk dari karet, kulit dan produk dari kulit, pulp dan kertas, tekstil dan produk tekstil (TPT) dan alas kaki, logam mulia dan perhiasan, mesin-mesin, elektronik, otomotif, furnitur, serta mainan," tutup Susi.



(skt/sfr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER