Menteri Keuangan Sri Mulyani angkat bicara soal kondisi Jepang dan Inggris yang resmi masuk ke jurang resesi karena pertumbuhan ekonomi yang minus dua kuartal berturut-turut.
Menurut Ani sapaan akrabnya, hal ini bisa terjadi karena perekonomian negara tersebut memang masih lemah karena belum pulih dari pandemi covid-19.
Di tengah kondisi itu, ekonomi juga tertekan kebijakan sejumlah bank sentral menaikkan suku bunga tinggi beberapa tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi negara-negara maju seperti yang tadi disebutkan yang mengalami resesi ya memang mereka sudah cukup lemah," ujarnya di Jakarta yang dikutip dari detik.com, Selasa (20/2).
Selain itu, ekonomi negara tersebut juga terdampak perang Rusia-Ukraina. Perang telah menekan ekonomi dunia dan kedua negara itu.
Ani mengatakan tekanan ini tercermin dari proyeksi beberapa lembaga internasional yang melihat bahwa kinerja perekonomian dari negara-negara maju, terutama G7 akan cukup tertekan di tahun ini.
"Entah karena perang di Ukraina yang mempengaruhi terutama Eropa, tapi juga Jepang dan Eropa secara general juga akan terpengaruh oleh kebijakan ekonomi terutama suku bunga," jelasnya.
Ani menyebutkan kondisi tersebut akan mengancam perekonomian dunia secara keseluruhan, termasuk Indonesia sehingga harus dicari cara mengantisipasinya.
"Jadi nanti kita lihat ya minggu depan kan saya akan menghadiri G20, di Brazil, pasti nanti akan ada update mengenai kondisi perekonomian global," pungkasnya.
Jepang mengalami resesi setelah ekonomi kuartal III dan IV minus masing-masing 3,3 persen dan 0,4 persen. Inggris juga sama tercatat kontraksi pada perekonomian kuartal III 0,1 persen dan kuartal IV minus 0,3 persen.