EDUKASI KEUANGAN

Ragam Pilihan Kelola Dana Pendidikan Anak Agar Tak Terjerat Pinjol

MOCHAMMAD RYAN HIDAYATULLAH | CNN Indonesia
Sabtu, 02 Mar 2024 09:10 WIB
Banyak pilihan instrumen untuk mengelola dana pendidikan anak agar tak terjerat pinjol. Pilih sesuai jangka waktu kapan dana itu dibutuhkan.
Reksadana hingga Properti Bisa Jadi Opsi Untuk Target Jangka Panjang. (Foto: iStock/baona)

3. Tabungan valas

Perencana Keuangan Andy Nugroho mengatakan tabungan bermata uang asing bisa menjadi pilihan dalam mengumpulkan dana pendidikan, apalagi bila ingin menyekolahkan anak di luar negeri.

Menurut Andy, dibandingkan dengan menabung dalam mata uang rupiah, menabung dalam valas, misalnya dolar AS, juga lebih aman dari resiko kerugian akibat nilai tukar valas bila nilai rupiah merosot.

"Menabungnya bisa dalam bentuk produk tabungan yang tersedia di bank-bank, atau bisa juga disimpan di rumah meskipun tidak disarankan karena alasan keamanan," ucap Andy.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekurangannya karena harus menabung dalam bentuk mata uang dolar AS, maka nominal rupiah yang harus kita tabung juga makin banyak karena ada selisih nilai tukar mata uang.

4. Reksadana saham atau reksadana campuran

Andy menuturkan reksadana bisa dipilih untuk mengumpulkan dana pendidikan dalam jangka panjang. Sebab, potensi kenaikan nilai investasinya bisa semakin tinggi sehingga bisa mendekati ekspektasi dana pendidikan yang dibutuhkan.

"Kita bisa menabungnya juga dengan cara berkala menggunakan prinsip dollar cost averaging. Produk ini juga mudah untuk dicairkan, selain saat ini juga sangat mudah untuk membeli, memantau, dan menjualnya karena bisa diakses lewat aplikasi di gadget," jelas Andy.

Kerugiannya adalah adanya resiko investasi, di mana ketika dana dibutuhkan dan akan dicairkan, justru nilai investasinya sedang drop.

5. Logam mulia

Untuk mempersiapkan dana pendidikan, pihak keluarga atau peserta pendidikan juga bisa berinvestasi pada instrumen logam mulia.

Andy mengatakan kelebihannya adalah banyak tempat yang menjual dan menerima penjualan kembali produk ini, mulai dari gerai Antam, Pegadaian, bank syariah, sampai ke toko-toko emas.

"kita bisa membelinya sedikit demi sedikit bila dana kita terbatas. Walaupun tidak disarankan, namun selain dalam bentuk batangan, logam mulia juga bisa diwujudkan dalam bentuk perhiasan," kata dia.

Dalam jangka panjang Anda bisa memperoleh selisih kenaikan harga beli dan jual yang signifikan.

Kekurangannya adalah karena ada bentuk fisiknya, maka Anda harus menyiapkan tempat untuk menyimpannya secara aman dalam kurun waktu yang bisa sangat lama. Semakin banyak dana pendidikan yang diperlukan, maka akan semakin banyak juga fisik logam mulia yang dikumpulkan.

6. Properti

Andy mengatakan kelebihan dari instrumen investasi ini adalah dalam jangka panjang Anda bisa mendapatkan keuntungan dari selisih harga beli dan jual secara signifikan.

Selain itu, sampai sebelum waktunya dijual, Anda bisa mendapatkan cuan dengan cara menyewakannya, atau bahkan bisa menempatinya sendiri sebagai hunian.

"Kekurangannya adalah produk ini tidak likuid, artinya ketika dijual terkadang butuh waktu lama sampai laku," imbuh Andy.

Selain itu, modal yang dibutuhkan untuk memilikinya juga relatif besar.

7. Agribisnis tanaman keras

Andy menuturkan agribisnis tanaman keras seperti pohon jati atau pohon sengon juga bisa menjadi opsi dalam berinvestasi.

"Keuntungannya adalah ketika waktunya panen maka relatif gampang dijual. Harga jualnya pun bisa sangat signifikan selisihnya dibandingkan dengan harga beli bibitnya dan biaya perawatannya dulu," ucapnya.

Sementara, kekurangannya adalah butuh tempat khusus untuk menanamnya, apalagi bila menanam dalam jumlah cukup banyak.

Selain itu, butuh tenaga dan biaya untuk merawatnya hingga siap dipanen. Ada kemungkinan ketika dana Pendidikan dibutuhkan, pohon belum siap dipanen.



(pta)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER