LPEI Dorong UKM Papua Jadi Eksportir Andal Lewat CPNE

Advertorial | CNN Indonesia
Rabu, 30 Okt 2024 00:00 WIB
Kementerian Keuangan melalui Special Mission Vehicle (SMV) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Keuangan melalui Special Mission Vehicle (SMV) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menggelar Coaching Program for New Exporter (CPNE) di Jayapura, Papua pada 21-22 Oktober 2024 dengan diikuti sekitar 27 UMKM.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2024, ekspor produksi dari Papua mengalami lonjakan signifikan, meningkat hingga 174,56 persen atau senilai US$9.367 juta. Angka ini menggambarkan kapasitas Papua yang terus berkembang dan berpeluang lebih menggerakkan roda ekonomi provinsi, sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Papua merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi ekspor yang sangat besar, baik di sektor migas maupun non-migas. Produk-produk non-migas yang menjadi andalan ekspor Papua meliputi kayu, produk olahan kayu, ikan, hewan air lainnya, serta berbagai produk unggulan. Potensi besar ini menjadikan Papua sebagai salah satu pemain penting dalam mendorong pertumbuhan ekspor nasional.

Direktur Kekayaan Negara Dipisahkan DJKN Kementerian Keuangan, Meirijal Nur, menyatakan bahwa UMKM memegang peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, dan program CPNE diharapkan mampu melahirkan eksportir baru dari Papua.

Untuk itu, LPEI akan memberikan pelatihan intensif agar mereka dapat menjadi eksportir. Sedangkan bagi UMKM yang sudah aktif mengekspor, LPEI akan memberikan pendampingan lebih lanjut untuk meningkatkan skala ekspor.

"Kementerian Keuangan memandang bahwa UMKM memiliki peran strategis dalam membangun perekonomian daerah dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional. Pelatihan eksportir seperti ini merupakan suatu langkah untuk mendorong peningkatkan pertumbuhan UMKM dalam memenuhi peran strategis pembangunan ekonomi nasional," kata Meirijal.

Kepala Divisi SMEs Advisory Service LPEI, Maria Sidabutar, menjelaskan program CPNE sebelumnya telah sukses dilaksanakan di berbagai wilayah di Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Hingga saat ini, lebih dari 5 ribu pelaku UMKM dari berbagai provinsi telah mendapatkan pendampingan dan pelatihan melalui CPNE.

Maria menambahkan, CPNE memberikan pendampingan dari awal hingga proses business matching dengan buyers internasional. Melalui konsistensi dan tekad kuat, pelaku UMKM Papua diharapkan dapat menjadi eksportir yang sukses di pasar global.

"Banyak dari mereka yang berhasil menjadi eksportir baru dengan berbagai komoditas unggulan, seperti produk perikanan, kerajinan, dan komoditas lokal lainnya. Kami juga berharap Bapak dan Ibu CPNE Papua juga dapat mengikuti jejak keberhasilan tersebut dengan mengikuti setiap tahap CPNE secara berkesinambungan, karena konsistensi dan tekad kuat sangat dibutuhkan untuk menjadi eksportir. Dengan mengikuti program ini, semoga bapak dan ibu, pelaku UMKM dari Papua, bisa menjadi eksportir yang siap mendunia," kata Maria.

Kepala Kantor Wilayah DJKN Papua, Papua Barat, dan Maluku, Kristijanindyati Puspitasari, mengatakan Provinsi Papua memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar, dengan hasil hutan dan laut yang melimpah seperti kerajinan, ukiran Asmat, tas noken, ikan, udang, lobster, mutiara, serta produk perkebunan seperti kakao, kopi, vanili, dan kelapa sawit.

Meski demikian, kata Kristijanindyati, banyak pelaku UMKM di Papua masih menghadapi kesulitan dalam melakukan ekspor.

"Melalui program CPNE ini, para pelaku UMKM Papua dapat menjadi eksportir baru dan memperluas jangkauan pasar mereka. Kementerian Keuangan berharap, ilmu yang diberikan dalam kegiatan ini dapat diimplementasikan dan dikembangkan untuk membuat produk UMKM Papua semakin dikenal di dunia internasional," ujarnya.

Frans, pemilik UMKM Paon Sida yang mengikuti program CPNE Papua mengatakan program ini memberikan pengalaman, wawasan, dan kesempatan pertama belajar tentang ekspor.

"Ternyata ekspor sebenarnya tidak sulit namun perlu dipelajari lebih mendalam. Harapan saya, semoga kegiatan ini terus berlanjut dengan program lanjutan yang dapat membimbing para UMKM di Jayapura menjadi eksportir yang andal," kata Frans.

Harapan serupa juga diungkapkan oleh Rini Eko Setiyani, pemilik UMKM Ririn Foods asal Jayapura yang mengolah sagu Papua menjadi aneka kue kukis.

"Kesempatan mengikuti program CPNE dari Kemenkeu dan LPEI menjadi motivasi kami untuk segera ekspor. Ilmu yang diberikan akan kami aplikasikan, mulai dari menyusun company pofile, hingga membuat kemasan standar ekspor. Program ini bermanfaat bagi kami dan terus berlanjut sampai kami bisa ekspor," kata Rini.

Kegiatan CPNE Papua merupakan wujud konkrit kehadiran negara untuk mendorong eksportir baru di kawasan timur Indonesia. Kegiatan ini tidak lepas dari kemitraan yang kuat antara LPEI dengan Kemenkeu Satu Papua.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER