Harga Minyak Mentah Mendidih 'Dibakar' Tembakan Rudal Hipersonik Rusia

CNN Indonesia
Senin, 25 Nov 2024 11:11 WIB
Harga minyak mentah dunia merambat naik di awal pekan ini, Senin (25/11) usai Rusia menembakkan rudal hipersonik ke Ukraina. (Foto: Tangkapan layar twitter @@PIF_en)
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak mentah dunia merambat naik di awal pekan ini, Senin (25/11) mendekati level tertinggi dalam dua minggu usai naik 6 persen pada pekan lalu.

Pendorong harga adalah ketegangan geopolitik yang meningkat di antara negara-negara Barat dan produsen minyak utama, yakni Rusia dan Iran. Hal ini meningkatkan risiko gangguan pasokan minyak global.

Minyak mentah berjangka Brent naik 13 sen atau 0,2 persen menjadi US$75,30 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS (WTI AS) berada pada harga US$71,38 per barel imbas kenaikan 14 sen atau 0,2 persen.

Kedua kontrak acuan itu mencatat kenaikan mingguan tertinggi sejak akhir September. Harga mendidih setelah Rusia menembakkan rudal hipersonik ke Ukraina sebagai peringatan kepada Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang senjatanya digunakan Kyiv untuk menyerang Moskow.

"Peringatan baru-baru ini menunjukkan perang telah memasuki fase baru dan berbahaya, meningkatkan kekhawatiran gangguan pasokan," kata ketua tim analis ANZ Daniel Hynes, dikutip Reuters.

Selain itu, Kamis lalu Iran juga bereaksi terhadap resolusi yang disahkan oleh pengawas nuklir PBB dengan memerintahkan tindakan seperti mengaktifkan berbagai sentrifus baru dan canggih yang digunakan dalam pengayaan uranium.

"Kecaman IAEA dan tanggapan Iran meningkatkan kemungkinan bahwa Trump akan berupaya memberlakukan sanksi terhadap ekspor minyak Iran saat ia berkuasa," ungkap Vivek Dhar, seorang ahli strategi komoditas Commonwealth Bank of Australia.

Menurutnya, sanksi yang diberlakukan dapat menyingkirkan sekitar 1 juta barel per hari ekspor minyak Iran. Angka ini setara 1 persen dari pasokan minyak global.

Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan mereka akan mengadakan pembicaraan tentang program nuklirnya yang disengketakan dengan tiga kekuatan Eropa pada 29 November mendatang.

Investor juga fokus pada meningkatnya permintaan minyak mentah di Tiongkok dan India, masing-masing negara pengimpor terbesar dan ketiga di dunia.

Impor minyak mentah China meningkat kembali pada November karena harga yang lebih rendah memicu peningkatan permintaan stok.

Sementara, kilang minyak India meningkatkan produksi minyak mentah sebesar 3 persen secara tahunan menjadi 5,04 juta barel per hari pada Oktober, didukung oleh ekspor bahan bakar.

(pta)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK