Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menduga dana bantuan sosial (bansos) Rp2,1 triliun yang mengendap di lebih dari 10 juta rekening penerima yang sudah tidak dipakai (dormant) diterima oleh warga yang tidak lagi membutuhkan bantuan.
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana menduga dana mengendap akibat penerima mengabaikannya karena tidak lagi membutuhkan bansos.
"Artinya jika rekening bansos mengendap kan itu penerima sudah tidak butuh dan paling tidak ada sumber penghasilan lain yang layak sehingga mengabaikan dana bansos," ujar Ivan kepada CNNIndonesia.com, Rabu (30/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, Ivan mengatakan pengecekan dana bansos yang mengendap di rekening nganggur akan dilakukan Kementerian Sosial (Kemensos).
PPATK sebelumnya mengungkapkan dana bansos sebesar Rp2,1 triliun mengendap di 10 juta rekening penerima yang sudah lama tidak digunakan.
PPATK menyebut rekening itu tak ada transaksi alias nganggur hingga tiga tahun.
"Dana bansos sebesar Rp21,1 triliun hanya mengendap. Dari sini terlihat ada indikasi bahwa penyaluran belum tepat sasaran," bunyi keterangan PPATK, Selasa (29/7).
Sementara itu, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul berjanji akan mengecek temuan dana bansos mengendap itu.
Jika rekening penerima bansos sudah tidak aktif, maka akan dialihkan ke penerima lainnya.
"Itu akan kita periksa. Kalau memang sudah tidak aktif, kita akan alihkan," katanya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Sosial (Kemensos), Jakarta, Selasa (29/7).
(fby/sfr)