Cerita Warga Jember Antre Beli BBM 4 Jam, Bahkan Berburu ke Luar Kota

CNN Indonesia
Rabu, 30 Jul 2025 19:42 WIB
Warga Jember harus berjibaku mengantre BBM hingga 4 jam akibat kelangkaan beberapa hari belakangan, bahkan terpaksa mencari bensin hingga ke luar kota.
Warga Jember harus berjibaku mengantre BBM hingga 4 jam akibat kelangkaan beberapa hari belakangan, bahkan terpaksa mencari bensin hingga ke luar kota. Ilustrasi. (Foto: ARIF FIRMANSYAH/ARIF FIRMANSYAH)
Jember, CNN Indonesia --

Warga Kabupaten Jember, Jawa Timur, harus berjibaku mengantre bahan bakar minyak (BBM) akibat kelangkaan beberapa hari belakangan. Bahkan, sebagian warga terpaksa mencari BBM hingga ke luar kota.

Faiz Syafiq (28), salah satu warga Jember mengatakan antrean terparah akibat kelangkaan BBM di Jember terjadi saat akhir pekan, Sabtu (26/7). Saat itu, antrean di berbagai SPBU mengular hingga 500 meter.

"Puncaknya hari Sabtu sore, antrean panjang hingga kira-kira 300 meter sampai 500 meter. Beberapa tengkulak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjual dengan harga tinggi, di atas Rp20 ribu per liter," kata Faiz, Rabu (30/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faiz mengatakan, warga terpaksa rela mengantre hingga berjam-jam demi mendapatkan BBM. Dia sendiri harus mengantre selama empat jam, sedangkan temannya bahkan menunggu sampai 10 jam.

"Antrean rata-rata 4 jam. Teman saya ada yang sampai 10 jam, dari jam 22.00 WIB malam dapat jam 08.00 pagi. Bahkan ada yang mengantri lama, tapi kehabisan," ujar Faiz.

Menurutnya, minimnya pilihan SPBU turut memperparah kondisi. Karena kelangkaan terjadi merata di Jember, sejumlah warga sampai nekat mencari BBM ke luar kota untuk memenuhi kebutuhan mereka.

"Teman-teman bahkan sampai mencari ke luar kota terdekat, pertama Lumajang, kemudian Situbondo dan Probolinggo," ujarnya.

Akibat kelangkaan ini, tak hanya mobilitas warga yang terganggu, aktivitas pendidikan dan pekerjaan juga ikut terdampak. Panic buying pun tak terhindarkan.

"Bagi yang bekerja di lapangan, mobilitas menjadi terbatas. Beberapa orang menjadi panic buying dan terpaksa menimbun untuk pribadi, karena khawatir kehabisan dan sulit untuk bekerja. Jalan menjadi macet di beberapa titik karena antreannya membludak," katanya.

Ia mendengar kelangkaan BBM ini dipicu oleh kendala distribusi akibat perbaikan jalan nasional di Gumitir, penghubung Jember-Banyuwangi.

"Sejauh ini yang saya tahu karena ada penutupan jalan Nasional di Gumitir yang menghubungkan Jember-Banyuwangi karena ada perbaikan jalan, sehingga terjadi keterlambatan distribusi karena pasokan bahan bakar dari Banyuwangi," jelas Faiz.

Faiz berharap pemerintah bersama Pertamina segera bertindak cepat untuk mengatasi kelangkaan BBM di wilayah Jember. Mereka juga meminta agar penimbun BBM yang memanfaatkan situasi kelangkaan ini segera ditindak.

"Pengawasan terhadap praktik penimbunan dan tengkulak juga penting. Jangan sampai dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mencari keuntungan pribadi dengan menjual BBM secara liar dan dengan harga yang tidak masuk akal," pungkasnya.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak mengatakan perlu waktu sekitar lima sampai enam hari untuk memulihkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) di Jember setelah terjadi kelangkaan.

Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Pertamina Depo Banyuwangi dan Polres Jember. Mereka sepakat perlu penambahan pasokan BBM ke Jember melebihi kebutuhan harian.

"Kalau dia bisa menambah paling enggak setiap hari 20 persen dari 500 kiloliter, artinya kan 100 kiloliter, maka total kebutuhan untuk menambal sekitar lima hari, enam hari," kata Emil di Surabaya, Rabu (30/7).

Dia menyebut Jember membutuhkan pasokan BBM 500 kiloliter per hari. Namun, hambatan pasokan membuat BBM yang tersedia di Jember sempat hanya 60-150 kiloliter per hari.

Pasokan perlahan telah kembali ke 500 kiloliter per hari. Namun, kekurangan pasokan selama beberapa hari sebelumnya membuat distribusi masih tertinggal. Emil menyebut defisit itulah yang kini sedang diupayakan untuk ditutup.

Meski begitu, Emil memastikan bahwa stok BBM di depo maupun SPBU di Jember sebenarnya masih tersedia. Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembelian berlebihan atau panic buying karena takut terjadi kelangkaan.

"Tapi masyarakat saya harap isilah bensin sesuai dengan kebutuhannya. Jangan kemudian ada kekhawatiran karena barangnya ada kok. Tinggal waktu pengirimannya saja ini yang kita coba genjot," tegasnya.

Pemprov juga tengah mengupayakan kelancaran infrastruktur pendukung, termasuk percepatan pembukaan dua lajur Jembatan Kelakah di ruas Probolinggo-Lumajang pada pertengahan Agustus nanti.

"Saya kemarin ngecek Jembatan Kelakah di Jalan Probolinggo-Lumajang. Insyaallah 20 Agustus mudah-mudahan tidak lagi buka tutup satu lajur tapi bisa dioperasikan dua lajur," imbuh Emil.

Selain itu, komunikasi dengan kepolisian dan pemangku kepentingan lain terus dilakukan untuk memastikan penanganan berjalan efektif di lapangan.

Ahad Rahedi, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus memastikan pihaknya melakukan berbagai upaya untuk menstabilkan pasokan BBM di Jember.

Pertamina Patra Niaga mengirim pasokan dari Banyuwangi, Surabaya dan Malang. Selain itu, Jember juga mendapatkan tambahan pasokan dari Semarang, Maos, Rewulu serta Boyolali.

"Per hari ini untuk percepatan distribusi BBM, Pertamina menambah mobil tangki dari sebelumnya 86 mobil tangki, sekarang menjadi 93 unit," ujar Ahad.

[Gambas:Video CNN]

(frd/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER