Nissan Motor tengah memulai proses konsultasi dengan serikat pekerja terkait rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) di kantor regional Eropa mereka yang berlokasi di Montigny-le-Bretonneux, Prancis.
Kantor tersebut saat ini mempekerjakan sekitar 560 staf dan juga membawahi operasional perusahaan di kawasan Afrika, Timur Tengah, India, dan Oseania.
Langkah ini menjadi bagian dari restrukturisasi besar-besaran yang dicanangkan oleh CEO baru, Ivan Espinosa, sejak menjabat pada April lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam restrukturisasi ini, Nissan berencana memangkas sekitar 15 persen tenaga kerjanya secara global, memangkas kapasitas produksi hampir 30 persen menjadi 2,5 juta unit per tahun, serta mengurangi jumlah pabrik dari 17 menjadi 10.
Menurut dokumen internal dan email perusahaan yang dilansir Reuters, manajemen dan serikat pekerja sepakat untuk terlebih dahulu membahas opsi pengunduran diri secara sukarela sebelum melangkah ke PHK paksa.
Proses konsultasi ini ditargetkan selesai pada 20 Oktober 2025, dan informasi lengkap rencananya akan disampaikan kepada seluruh staf pada bulan November.
"Kami bekerja dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa hormat dengan semua pihak untuk memastikan proses ini berjalan dengan hati-hati, transparan, dan sesuai dengan ketentuan hukum," tulis Massimiliano Messina, Wakil Ketua Nissan untuk wilayah tersebut, dalam email tertanggal 31 Juli, melansir Reuters.
Ia menambahkan hingga saat ini belum ada keputusan akhir yang diambil.
Restrukturisasi ini dilakukan di tengah tekanan penjualan global yang lesu, terutama di pasar China dan Amerika Serikat (AS).
Nissan berharap bisa menghemat sekitar 500 miliar yen atau setara Rp55,36 triliun (asumsi kurs Rp110 per yen Jepang) melalui langkah efisiensi tersebut.
Dalam perkembangan terpisah, pekan lalu Nissan juga mengumumkan akan menghentikan produksi di pabriknya di Civac, Meksiko paling lambat Maret 2026.
Produksi mobil di pabrik Oppama, Jepang juga akan dihentikan pada Maret 2028, sementara pabrik Nissan-Shatai di Shonan akan ditutup pada Maret 2027.
Perusahaan otomotif asal Jepang ini mempekerjakan hampir 19 ribu orang di wilayah Eropa, Afrika, Timur Tengah, India, dan Oseania, dengan sekitar 60 persen di antaranya berbasis di Eropa, sebagaimana tercantum dalam laporan keberagaman yang dirilis pada Oktober 2024.
(del/agt)