PPATK Klaim Judi Online Turun 45 Persen Usai Blokir Rekening Dormant

CNN Indonesia
Rabu, 06 Agu 2025 19:40 WIB
PPATK mencatat sejak dilakukan pemblokiran rekening dormant jumlah transaksi judi online (judol) turun pesat hingga 45 persen.
PPATK mencatat sejak dilakukan pemblokiran rekening dormant jumlah transaksi judi online (judol) turun pesat hingga 45 persen. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat sejak dilakukan pemblokiran rekening dormant jumlah transaksi judi online (judol) turun pesat hingga 45 persen.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan pihaknya mulai memblokir rekening dormant sejak 16 Mei 2025 dan frekuensi transaksi hingga jumlah deposit dari kegiatan judol menurun drastis.

"Nah, kita berharap, kita terus bisa tekan sehingga penggunaannya bisa sampai 65 persen," kata Ivan di kantornya, Rabu (6/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data PPATK, pada Januari jumlah transaksi judol mencapai 17,33 juta dan deposit Rp2,96 triliun. Kemudian, Februari naik 17,99 juta transaksi dengan deposit Rp3,05 triliun.

Lalu, pada Maret transaksi turun menjadi 15,82 juta frekuensi dan deposit juga turun jadi Rp2,59 triliun. Pada April transaksi kemudian melonjak menjadi 33,23 juta dengan deposito Rp5,08 triliun.

Menurut Ivan, pada April transaksi judol melonjak tajam karena bertepatan dengan momentum Ramadan. Ia menduga banyak masyarakat yang menerima Tunjangan Hari Raya (THR) menggunakannya untuk bermain judol.

"April Rp5,08 triliun, jadi April hampir kenaikan 100 persen karena apa coba? lebaran. Saya bagikan jajan ke keponakan bisa jadi dipakai judol," jelasnya.

Kemudian, sejak dilakukan pemblokiran pada pertengahan Mei, transaksi turun drastis menjadi 7,32 juta dan deposit juga jadi Rp2,29 triliun. Pada Juni turun lagi menjadi 2,79 juta transaksi dan deposit menjadi Rp1,5 triliun.

"Kita masuk di Mei tengah, 16 mei 2025 langsung ada penurunan signifikan, jumlah transaksinya pun turun," imbuhnya.

Dengan kondisi ini, maka Ivan kembali menegaskan pemblokiran sementara rekening dormant tujuannya untuk melindungi nasabah dari tindak pidana seperti judol. Sebab, rekening ini biasanya menjadi sasaran disalahgunakan.

Apalagi, saat ini banyak rekening yang diperjualbelikan di sosial media yang mungkin saja milik orang lain.

"Kalau teman-teman lihat di facebook, banyak sekali jual beli rekening. Ini banyak sekali, sangat amat luar biasa yang seperti ini yang kemudian semakin suburkan tindak pidana sendiri," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER