LPS Financial Festival, 2 Perusahaan Raksasa Bicara Tantangan Industri

CNN Indonesia
Kamis, 07 Agu 2025 17:22 WIB
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT HM Sampoerna Tbk mengungkap tantangan industri saat ini dalam LPS Finansial Festival 2025.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT HM Sampoerna Tbk. mengungkap tantangan industri saat ini dalam LPS Finansial Festival 2025. (CNN Indonesia/Farid).
Surabaya, CNN Indonesia --

Raksasa industri perbankan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan raksasa industri rokok PT HM Sampoerna Tbk mengungkap tantangan industri saat ini dalam LPS Finansial Festival 2025.

Presiden Direktur HM Sampoerna Ivan Cahyadi mengatakan salah satu tantangan yang sedang dihadapi perusahaannya adalah keberadaan rokok ilegal. Kemunculan fenomena ini bukan hanya merugikan industri, melainkan juga pemerintah.

"Sebetulnya yang terganggu bukan cuma Sampoerna, tapi juga pemerintah karena penerimaan cukai negara jadi berkurang drastis," kata Ivan pada sesi Business Talks LPS Finansial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Kamis (7/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ivan menyebut, pihaknya akan bekerja sama dengan aparat dan pemerintah untuk meminimalisir keberadaan rokok ilegal. Akan tetapi, peran terbesar sebenarnya ada pada masyarakat sebagai konsumen rokok.

Ia berharap masyarakat berhenti membeli rokok ilegal. Produk-produk itu tidak berkontribusi pada pendapatan negara karena tidak membayar cukai.

"Selama ini kita sering bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, bagaimana untuk menanggulangi ini bersama, dan sebenarnya yang paling bisa menanggulanginya cuma satu, masyarakat," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Ivan juga berbagi soal filosofi HM Sampoerna. Ia berkata perusahaan ini lahir dari warisan UMKM.

Prinsip itu tetap menjadi fondasi utama strategi bisnis perusahaan. Sampoerna pun membuat program Sampoerna Retail Community (SRC) yang telah membina lebih dari 250 ribu warung di seluruh Indonesia.

"Filosofi kami adalah tiga tangan. Pertama, inovasi dan kualitas produk. Kedua, kemitraan dengan karyawan dan komunitas. Ketiga, kontribusi nyata ke masyarakat luas," kata dia.

Bank Mandiri adaptasi Gen-Z

Direktur Operations Bank Mandiri Timothy Utama mengungkap tantangan utama perbankan adalah perubahan perilaku nasabah. Mandiri terus bertransformasi dari institusi perbankan konvensional menjadi digital.

Timothy berkata Mandiri ingin yang menyasar generasi muda dan UMKM. Oleh karena itu, mereka meluncurkan Livin Merchant yang melayani kebutuhan dua kelompok tersebut.

"Anak muda sekarang maunya instan, simpel, dan bisa diakses dari mana saja. Kita jawab itu lewat Livin Merchant," kata Timothy.

Livin Merchant merupakan layanan perbankan digital yang memungkinkan pelaku usaha memproses pembayaran dengan praktis. Saat ini, solusi tersebut telah digunakan oleh lebih dari 2,7 juta pedagang, dari warung kecil hingga pelaku bisnis makanan dan minumam skala menengah.

Timothy menyebutkan hal paling penting dalam membangun ekosistem digital ialah membangun kepercayaan. Dalam pengalamannya, pelaku UMKM cenderung loyal jika layanan benar-benar diberi kemudahan.

"Selama bisa dipercaya dan enggak ribet, UMKM akan ikut. Yang penting jangan bikin mereka takut teknologi," katanya.

Terakhir, Timothy menyampaikan pesan bagi generasi muda yang ingin membangun bisnis, jangan hanya tergoda kapital, tapi pahami nilai dari proses dan kebermanfaatan.

"Di keuangan, uang itu datang belakangan. Yang penting produknya bermanfaat dulu, pelayanannya tulus, dan modelnya scalable," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(frd/dhf)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER