Sri Mulyani Cari Utang Demi Tutup Defisit Rp638 T di RAPBN 2026

CNN Indonesia
Jumat, 15 Agu 2025 19:15 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bakal fokus mencari utang dalam negeri demi menutup defisit APBN 2026 senilai Rp638,8 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bakal fokus mencari utang dalam negeri demi menutup defisit APBN 2026 senilai Rp638,8 triliun. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bakal fokus mencari utang dalam negeri demi menutup defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2026 senilai Rp638,8 triliun.

Sri Mulyani menyampaikan langkah itu dilakukan demi menjaga defisit APBN secara hati-hati. Menurutnya, utang dalam negeri lebih aman.

"Kita akan menggunakan terutama sumber utang dalam negeri untuk menjaga keamanannya," ujar Sri Mulyani pada Konferensi Pers RAPBN 2026 dan Nota Keuangan di Kantor DJP, Jakarta, Jumat (15/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembiayaan utang pada APBN 2026 tercatat Rp781,9 triliun. Jumlah itu meningkat dibanding pembiayaan utang di APBN 2025 yang berada di angka Rp775,9 triliun.

Kendati demikian, sang Bendahara Negara mengklaim rasio utang Indonesia tak pernah berubah dalam 3 tahun terakhir. Besarannya adalah 39,96 persen terhadap PDB Indonesia.

Di lain sisi, ada dua strategi lain yang akan dikejar Kementerian Keuangan demi menutup defisit APBN 2026. Keduanya adalah mengembangkan pembiayaan inovatif serta mengelola portofolio utang secara aktif.

Sri Mulyani menegaskan pihaknya juga akan menggunakan sisa anggaran lebih (SAL) pada pelaksanaan APBN tahun depan.

"SAL sebagai suatu vehicle untuk mencapai fiscal buffer, terutama pada saat market kadang-kadang mengalami gejolak yang tidak ada dalam kontrol kita. Terjadi karena situasi di Amerika atau statement dan kebijakan di luar, tapi bisa mempengaruhi kondisi bond market kita," jelasnya.

"Kami juga akan terus meningkatkan akses pembiayaan investasi, memperdalam pasar keuangan bonds, dan mendorong pembiayaan inovatif," tutup Sri Mulyani.

Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani menjelaskan target defisit APBN 2026 memang lebih besar dibandingkan APBN 2025. Tahun lalu, target defisit APBN Rp616,2 triliun atau 2,53 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Akan tetapi, target defisit tahun ini lebih rendah dari revisi outlook APBN 2025 yang defisitnya melebar ke 2,78 persen atau setara Rp662 triliun.

"APBN 2026 akan defisit 2,48 persen dari GDP (gross domestic product). Ini adalah penurunan defisit kalau kita lihat dibandingkan 2025 outlook, yaitu 2,78 persen (Rp662 triliun)," ucapnya.

[Gambas:Video CNN]

(skt/dhf)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER