Kerugian Imbas Scam Sektor Keuangan Tembus Rp4,6 T dalam 10 Bulan

tim | CNN Indonesia
Selasa, 19 Agu 2025 12:53 WIB
OJK mencatat total kerugian imbas penipuan atau scam di sektor keuangan Indonesia capai Rp4,6 triliun sejak November 2024 sampai saat ini. ( CNN Indonesia/Adi Ibrahim).
Jakarta, CNN Indonesia --

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total kerugian imbas penipuan atau scam di sektor keuangan Indonesia capai Rp4,6 triliun sejak November 2024 sampai saat ini.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan total kerugian itu tercatat dari pengaduan yang masuk ke Indonesia Anti-Scam Center (IASC) yang dibentuk pada 22 November 2024.

"Dari mulai November tahun lalu kita buka, itu sudah ada Rp4,6 triliun total kerugian yang diadukan oleh masyarakat kita. Ini luar biasa," ujarnya dalam acara Kampanye Nasional Berantas Scam dan Aktivitas Keuangan Ilegal di Jakarta, Selasa (19/8).

Menurut Kiki sapaan akrabnya, padahal saat awal pembentukan IASC, pihaknya sempat melakukan studi sekitar 1,5 tahun, angka kerugian yang ditemukan hanya sekitar Rp2 triliun. Namun, sekarang belum genap setahun total kerugian sudah dua kali lipat.

"Tapi ternyata baru 8 bulan, mungkin sekarang 10 bulan dari sejak didirikan, angka kerugian masyarakat sudah Rp4,6 triliun rupiah, ini besar sekali," jelasnya.

Tak hanya itu, total pengaduan yang masuk ke IASC juga sangat tinggi, per hari bisa mencapai 700-800 laporan. Jauh di bawah pengaduan yang masuk ke anti scam center yang dimiliki Singapura hanya sekitar 140-150 laporan per hari.

"Di Indonesia itu 700-800 aduan setiap hari, padahal ini baru belum semua masyarakat tahu bagaimana mengadu. Jumlah laporan yang diterima 225 ribu laporan, jumlah rekening yang langsung kita blokir 72 ribu, kemudian yang dilaporkan rekeningnya 359 ribu rekening," kata dia.

Kiki melihat kondisi ini sangat miris karena ternyata sampai saat ini masih banyak masyarakat yang tertipu baik masalah investasi, ajakan berbisnis hingga percintaan.

"Jadi mungkin bapak-ibu yang di ruangan ini juga pernah menjadi korban atau saudaranya, sudah menjadi nasabah bank yang resmi legal berizin OJK, tapi kemudian gak sengaja transfer, gak sengaja mereka kena scam, mungkin love scam, tawaran pekerjaan dan lain-lain," terangnya.

Oleh sebab itu, ia menilai langkah kampanye seperti saat ini sangat penting untuk dilakukan. Di mana, para pelaku sektor jasa keuangan dinilai perlu ikut andil.

"Siang kita akan launching kampanye nasional anti-scam dan aktivitas ilegal di sektor keuangan," pungkasnya.

(ldy/agt)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK