Harga Beras di Jakarta Masih Naik, Pedagang Ungkap Penyebabnya
Harga beras di pasar tradisional di Jakarta masih terus mengalami kenaikan.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Rabu (20/8), harga beras premium berbagai jenis berkisar di Rp16.500 - Rp18 ribu per kilogram (kg).
Harga tersebut di atas harga eceran tertinggi beras premium yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp14.900 per kg.
Bambang, salah satu pedagang, mengatakan kenaikan harga beras mulai terjadi sejak Februari lalu. Saat itu, harga beras premium katanya masih di kisaran Rp14 ribu per kg.
Sementara itu, harga beras medium naik dari sebelumnya di kisaran Rp11 ribu - Rp12 ribu per kg menjadi Rp12.500 - Rp13.500 per kg.
Harga tersebut masih sedikit di atas HET yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp12.500 per kg.
Bambang mengatakan ia bahkan sengaja menahan tidak menaikkan harga terlalu jauh.
"Di sini harga sudah di atas harga eceran terendah. Emang lagi mahal. Cuma saya nahan. Untungnya dikit, yang penting jalan aja lancar," katanya.
Bambang menduga harga beras mahal lantaran Perum Bulog tidak menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang sejatinya digunakan untuk menstabilkan harga beras di pasaran. Informasi itu ia dapat dari pedagang beras di Pasar Induk Cipinang.
Hal itu lah yang membuat harga beras tetap mahal meski pemerintah mengklaim pasokan beras RI surplus.
"Kata menteri kan (beras) surplus, surplus kan berarti banyak, tapi harga tinggi. Fungsinya Bulog nyerap buat apaan? Kalau lagi harga naik harusnya diapain? Diguyur. Fungsinya itu, bukan disimpan. Kalau disimpan jadinya surplus," katanya.
"Bulog enggak ngeluarin. Kan di (pasar) induk aja berharap dari kenaikan harga yang tinggi ini, Bulog tuh ngucurin di induk," katanya.
Bambang mengatakan Bulog sebenarnya sudah menyerap pada Januari-Februari lalu saat musim panen. Harusnya beras sudah mulai disalurkan April atau Mei lalu.
Namun, penyalurannya Bulog katanya tidak terlalu banyak hingga saat ini.
"Jadi beras Bulog itu harus keluar. Bukan ditahan, ngapian ditahan-tahan orang harga beras lagi naik," katanya.
Ia mengatakan Bulog sebenarnya sudah menawarkan beras SPHP langsung ke pedagang tradisional. Namun, kemasannya arus 5 kg.
Sedangkan konsumennya cenderung tidak ingin langsung membeli beras sebanyak 5 kg.
" Jadi, jualnya harus 5 kg. Enggak boleh diecer seliteran. Ya kalau orang mampu beli 5 kg. Terus itu kualitas berasnya itu keras atau sedang atau pulen, kan orang nyoba-nyoba dulu coba seliter dulu, biar duitnya enggak sia-sia," katanya.
Senada, harga beras di Pasar Santa, Jakarta Selatan, juga mengalami kenaikan. Di salah satu toko milik pedagang bernama Ridwan, harga beras medium di kisaran Rp13.500 per kg.
"Dari bulan lalu udah naik. Medium dulu paling murah Rp8.500 sekarang mah udah Rp13 ribu," katanya.
Sedangkan harga beras premium katanya di kisaran Rp15 ribu sejak bulan lalu.
Ia menuturkan harga beras medium lebih melonjak karena lebih banyak dicari konsumen.
"Kan tergantung konsumsi. Di sini lebih banyak orang beli medium. Kalau premium mah kelas-kelas tertentu," katanya.