Strategi Astra Hadapi Gejolak Ekonomi dan Penurunan Daya Beli Konsumen
PT Astra International Tbk melancarkan sejumlah strategi menghadapi gejolak ekonomi dan penurunan daya beli masyarakat.
Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro mengatakan ada tekanan di sejumlah sektor yang menjadi tantangan. Namun, Astra terus mencari jalan-jalan baru untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
"Untuk sisa 2025 tahun ini kami berharap bahwa kami bisa mempertahankan sama dengan semester pertama. Tentunya kami tetap optimis dengan portofolio Astra yang berdiversifikasi," kata Djony pada jumpa pers daring, Rabu (27/8).
Strategi pertama Astra adalah memperkuat lini bisnis inti. Mereka mengoptimalisasi berbagai aspek operasional agar bisa terus melakukan penciptaan nilai yang lebih baik.
Kemudian, Astra melakukan investasi atau akuisisi yang berkaitan dengan bisnis inti. Astra juga menjajaki peluang investasi di area baru.
Strategi Astra juga mencakup pengkajian terhadap semua portofolio bisnis. Mereka ingin memastikan kinerja perusahaan bisa memberi imbal hasil yang baik bagi para investor.
"Singkatnya, bagaimana kami bisa mengalokasikan modal kami ke investasi-investasi yang baik secara tepat dan cermat sehingga bisa memberikan return yang baik bagi Astra," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Direktur PT Astra International Tbk. Henry Tanoto juga bicara strategi Astra menghadapi persaingan dengan perusahaan-perusahaan otomotif asal China.
Henry menjelaskan Astra menyediakan produk yang bisa bersaing dengan kendaraan listrik asal China. Ia mencontohkan Rocky hybrid yang dibanderol di bawah Rp300 juta.
Selain punya harga yang menarik, produk-produk EV Astra dilengkapi pelayanan pascapenjualan yang lengkap.
"Yang terpenting adalah after sales dan juga trade-in juga kita sendiri. Jadi akhirnya dari total ecosystem layanan yang kita miliki inilah yang kenapa retail value dari produk Astra itu selalu terjaga dengan baik," kata Henry.
(dhf/agt)