ESDM Buka-bukaan Penyebab Ekspor Batu Bara Turun 21 Persen

CNN Indonesia
Kamis, 04 Sep 2025 07:56 WIB
Kementerian ESDM menyebut nilai ekspor batu bara anjlok hingga 21 persen pada Januari-Juli 2025 disebabkan peningkatan produksi emas hitam di negara pembeli.
Kementerian ESDM menyebut nilai ekspor batu bara anjlok hingga 21 persen pada Januari-Juli 2025 disebabkan peningkatan produksi emas hitam di negara pembeli. (iStock/small smiles).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian ESDM mengungkap penyebab nilai ekspor batu bara yang anjlok hingga 21 persen pada periode Januari-Juli 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor batu bara merosot sebesar 21,74 persen dari US$17,66 miliar menjadi hanya US$13,82 miliar.

Hal ini sejalan dengan volume ekspor batu bara yang juga turun 6,96 persen dari 230,76 juta ton menjadi hanya 214,71 juta ton. Begitu juga dengan nilainya anjlok

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Tri Winarno mengatakan penurunan nilai maupun volume ekspor ini disebabkan oleh peningkatan produksi negara pembeli utama batu bara Indonesia.

"Terkait dengan anjloknya, itu China dan India memang kapasitas produksinya naik. Nah, sedangkan kita ekspor utamanya ke kedua negara itu. Nah, jadi wajar-wajar saja sebetulnya," ujarnya ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (3/9).

Selain itu, harga batu bara memang berfluktuasi dan saat ini lagi turun dibandingkan tahun lalu. Hal yang wajar terjadi untuk harga komoditas.

"Sebetulnya ini siklusnya ya, naik turun gitu, harga naik turun. Seperti itulah kira-kira," imbuhnya.

Menurut Tri, pemerintah tidak diam dengan kondisi ini. Negara pengganti tujuan ekspor pun mulai dicari demi menjaga kinerja ekspor batu bara tetap terjaga positif.

"Kita menjajaki. Kalau untuk terutama kalau batu bara itu kan yang paling menyerap banyak kan Asia. Kalau Eropa, Amerika itu sudah menurun lah. Nah, untuk Asia itu utamanya untuk ASEAN coba dijajaki," jelasnya.

Asosiasi pertambangan pun sudah diajak koordinasi agar mencari negara yang berpotensi besar bisa membeli produksi batu bara dalam negeri.

"Kita sudah ngomong juga dengan APBI, coba dijajaki misalnya Vietnam, Malaysia, Thailand, terus kemudian Filipina. Itu coba dijajaki karena beberapa memang diambil. Kalau misalnya diambil dari Rusia kan dia kejauhan juga transportasi. Nah, itu dijajaki seperti apa," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER