Respons Luhut soal AEI Sebut Ekonomi Indonesia Dalam Kondisi Darurat
Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Pandjaitan buka suara soal pernyataan penilaian Aliansi Ekonomi Indonesia (AEI) yang menyebut Indonesia sedang mengalami darurat ekonomi.
Atas penilaian itu, Luhut melalui informasi yang ia sampaikan lewat akun Instagramnya pada Jumat (12/9) mengatakan telah berdiskusi secara terbuka dengan ekonom-ekonom tersebut selama dua jam soal penilaian mereka.
Ia mengaku mendengar paparan AEI terkait tantangan dan arah kebijakan ekonomi nasional.
Dari hasil diskusi, Luhut mengatakan ada satu hal yang ia garis bawahi soal masukan AEI; pemerintah perlu melakukan deregulasi kebijakan, serta penyederhanaan birokrasi karena dinilai ekonom masih menghambat iklim usaha dan investasi yang kondusif.
Luhut mengaku masukan itu sangat berharga bagi DEN.
"Karena memang pemerintahan Presiden @prabowo sedang fokus untuk memperkuat fondasi ekonomi melalui deregulasi untuk mendorong penciptaan lapangan kerja, digitalisasi sistem perizinan melalui OSS," katanya.
Selain mendengar masukan dan kritik, Luhut mengatakan dirinya juga menjelaskan berbagai upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk memperbaiki ekonomi Indonesia.
Salah satu perbaikan berkaitan dengan penguatan penerimaan negara melalui digitalisasi.
"Salah satu pilot project yang akan dijalankan dalam waktu dekat adalah digitalisasi penyaluran bansos. Dengan sistem yang lebih transparan, bantuan akan lebih tepat sasaran, anggaran lebih efisien, dan yang paling penting, masyarakat benar-benar merasakan manfaatnya," katanya.
Luhut mengucapkan terima kasih atas masukan yang diberikan para ekonom itu.
Aliansi Ekonom Indonesia (AEI) melihat adanya penurunan kualitas hidup terjadi di berbagai lapisan masyarakat secara masif.
Mereka juga mengungkap sejumlah indikasi ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
Aliansi yang dalam petisinya terdapat nama Yose Rizal Damuri, Wijiyanto Samirin, Vivi Alatas, Teuku Riefky itu menyebut masalah yang menimpa ekonomi Indonesia itu tidak terjadi secara mendadak tapi sudah terakumulasi melalui proses panjang imbas ketidakadilan sosial yang terjadi di Indonesia.
"Walau ada tekanan dari guncangan global, kondisi di Indonesia ini tidak terjadi tiba-tiba, melainkan akumulasi berbagai proses bernegara yang kurang amanah sehingga menyebabkan berbagai ketidakadilan sosial," kata Aliansi Ekonom Indonesia dalam keterangan tertulis, Selasa (9/9).
Kondisi darurat ekonomi ini bertolak belakang dengan yang selama ini disampaikan pemerintah. Pemerintah sering membanggakan ekonomi RI yang tumbuh di kisaran 5 persen lebih baik dibandingkan negara lain.
(agt)