Pertamina Bantah Batasi Pembelian BBM 7 Hari untuk Mobil-4 Hari Motor

CNN Indonesia
Senin, 06 Okt 2025 14:30 WIB
Pertamina Patra Niaga membantah menerapkan pembatasan pengisian BBM hingga 7 hari untuk motor dan 4 hari untuk motor.
Pertamina Patra Niaga membantah menerapkan pembatasan pengisian BBM hingga 7 hari untuk motor dan 4 hari untuk motor. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Pertamina Patra Niaga membantah menerapkan pembatasan pengisian BBM hingga 7 hari untuk motor dan 4 hari untuk motor.

Mereka juga membantah menerapkan larangan bagi penunggak pajak kendaraan mengisi BBM di SPBU Pertamina.

Bantahan disampaikan oleh Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, lewat keterangan resminya Senin (6/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Roberth menyatakan sampai dengan saat ini penjualan BBM, termasuk jenis subsidi tetap berjalan sesuai ketentuan pemerintah.

"Pertamina Patra Niaga dalam beberapa waktu terakhir telah mengamati dan membaca adanya praktik manipulasi informasi atau bahkan penyesatan informasi seperti HOAX yang berpotensi membuat masyarakat dan konsumen menjadi tidak nyaman dan kuatir kondisi yang terjadi," katanya.

"Penyebaran disinformasi atau HOAX ini dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab dan diarahkan kepada Pertamina dan Pemerintah," tambahnya. 

Selain soal pembatasan penjualan BBM ia mengatakan banyak hoax beredar di masyarakat soal Pertamina.

1. Informasi Pengujian RON BBM dengan Alat Portabel

Ia mengatakan beredar informasi hasil pengujian Research Octane Number (RON) bahan bakar minyak (BBM) dilakukan dengan menggunakan alat portabel.

Ia menyatakan metode tersebut tidak dapat dijadikan dasar pengujian resmi untuk menentukan angka oktan suatu BBM.

Secara teknis katanya, pengujian RON memiliki standar baku internasional yang hanya dapat dilakukan menggunakan mesin CFR (Cooperative Fuel Research Engine) sesuai metode ASTM D2699 untuk RON.

Mesin CFR merupakan satu-satunya alat yang disertifikasi secara global untuk mengukur ketahanan bahan bakar terhadap detonasi yang menimbulkan knocking melalui proses pembakaran nyata dengan parameter suhu, tekanan, dan rasio kompresi yang dikontrol ketat.

Pengujian yang dilakukan dengan alat portabel Oktis-2 terhadap berbagai jenis BBM seluruh operator BBM menunjukkan hasil yang bervariasi karena ada yang lebih rendah maupun lebih tinggi dari standar sebenarnya sehingga membuktikan ahwa alat tersebut tidak memiliki akurasi dan kepresisian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Di dalam alat ini juga terdapat pilihan sistem pengukuran USA dan RUS (Eropa), di mana di Eropa menggunakan standar RON, sementara USA menggunakan AKI (Anti Knocking Index atau setengah dari penjumlahan RON dan MON).

Secara konversi, RON 98 (Eropa) setara dengan AKI 91-92 (USA), sehingga di Amerika Serikat memang tidak dikenal istilah RON 98. Alat Oktis-2 hanya mengukur sifat dielektrik (penghantaran listrik) dari bahan bakar bukan mengukur RON dan tidak ada hubungan antara sifat dielektrik dengan RON.

[Gambas:Video CNN]

2. Adanya kebakaran SPBU akibat kebijakan pembatasan BBM

Ia mengatakan informasi itu adalah Hoaks. Ia mengatakan video yang beredar adalah rekaman lama dari peristiwa berbeda, yaitu insiden kebakaran SPBU di Aceh pada lalu 2024.

4. Video viral masyarakat menggeruduk SPBU di Lumajang 

Ia juga memastikan video itu adalah hoaks.

"Kejadian sebenarnya adalah pada Rabu, 17 September 2025, ketika ada karnaval di Desa Sentul, Lumajang. Karena hujan deras, penonton berdesakan berteduh di area SPBU yang sudah tutup sejak pukul 21.00 WIB. Keributan terjadi akibat pengaruh minuman keras, bukan karena layanan SPBU. Tidak ada penjarahan atau kerusakan, hanya sampah yang berserakan keesokan harinya," katanya. 

(agt/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER