Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan menyetop ekspor onderdil pesawat Boeing ke China usai perang dagang dua negara kembali memanas.
Ancaman itu diutarakan setelah China mempersulit ekspor logam tanah jarang atau rare earth minerals. Logam itu menjadi salah satu fokus dalam negosiasi AS-China beberapa bulan terakhir.
"Kami punya banyak hal, termasuk hal besar berupa pesawat. Mereka (China) punya banyak pesawat Boeing dan mereka memerlukan suku cadang dan banyak hal seperti itu," kata Trump di Gedung Putih, dilansir Reuters, Sabtu (11/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump kerap kali memakai Boeing sebagai senjata untuk mengatur ulang perdagangan global sejak menjabat Presiden AS Januari lalu.
Merujuk perusahaan analis penerbangan Cirium, China memiliki 1.855 pesawat Boeing yang masih beroperasi. Sebagian besar armada pesawat di China adalah Boeing 737.
China juga telah memesan 222 pesawat jet Boeing. Negeri Tirai Bambu juga pernah memesan pesawat Boeing hingga mencapai 25 persen dari total antrean.
Bloomberg mencatat Boeing juga sedang dalam pembahasan untuk menjual 500 jet ke China. Jika terwujud, ini bakal menjadi pesanan terbesar China selama masa kepemimpinan Trump.
Bila penjualan 500 pesawat ke China itu tak terwujud, Boeing diyakini tak mendapatkan dampak signifikan.
"Itu hanya amplas di kulit Boeing," kata analis penerbangan Scott Hamilton.
Ancaman Trump melarang ekspor onderdil pesawat Boeing ke China justru diyakini akan berdampak buruk bagi CFM International, perusahaan patungan GE Aerospace dan Safran.
Perusahaan ini memproduksi mesin LEAP yang digunakan Boeing 737 MAX. GE juga memproduksi mesin yang dipakai 777 dan 787, dua pesawat yang paling banyak dipesan China.
China sebenarnya sudah bersiasat melawan dominasi Trump yang dilakukan melalui Boeing. April lalu, China sempat memerintahkan maskapai dalam negeri untuk menghentikan pembelian jet baru dari Boeing.
China juga berupaya menggenjot industri dirgantara dalam negeri. Mereka telah meluncurkan pesawat COMAC C919, pesaing A320 milik Airbus dan 737 milik Boeing.
Cirium menyebut maskapai-maskapai China sudah memesan 365 unit pesawat buatan dalam negeri itu.
Meski begitu, produksi pesawat COMAC C919 terhambat pasokan onderdil yang dikendalikan AS. COMAC baru berhasil mengirim lima dari 32 jet yang dipesan konsumen China tahun ini.
(dhf/sur)