Pemerintah Indonesia mengklaim investor dari China antre untuk menanamkan modal di Kawasan Industri Halal (KIH) Sidoarjo, Jawa Timur.
Sekretaris Menko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan realisasi investasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) halal pertama Indonesia itu masih menunggu restu Presiden Prabowo Subianto.
"Kalau ini jadi (KEK Halal Sidoarjo), investor yang antre, mulai dari beberapa industri di China. Ada industri yang untuk kosmetik, obat, makanan, itu industri gelatin yang sebagian besar dibuat dari tulang dan kulit," kata Susi pada Sarasehan Nasional Ekonomi Syariah yang disiarkan di YouTube ISEF Indonesia, Rabu (13/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Susi mengungkap penanam modal utama pada KEK tersebut adalah AminBio, investor China untuk produksi gelatin halal. Selain itu, ada Zhong Tou Investment yang berfokus pada industri farmasi dan kosmetik halal.
Ia menjelaskan setiap pembentukan KEK perlu PP yang ditandatangani presiden. Oleh karena itu, para investor masih menunggu aturan diterbitkan.
Susi menyebut Kemenko Perekonomian sudah mengirim draf rancangan PP tentang KIH Sidoarjo. Ia berharap proses pengundangan segera selesai.
"Mudah-mudahan bisa segera disetujui oleh Bapak Presiden," ucapnya.
KEK Sidoarjo adalah satu dari empat Kawasan Industri Halal (KIH) di tanah air. Tiga lokasi lainnya tersebar di Bintan, Kepulauan Riau; Cikande, Banten; serta di Jababeka, Jawa Barat.
Khusus di Sidoarjo, KIH dibangun di kawasan berluas 796,65 hektare. Sudah 59,49 persen atau 473,96 hektare dikuasai dengan bentuk sertifikat hak guna bangunan (SHGB).
Susi mengatakan komitmen investasi KIH Sidoarjo yang akan menjadi KEK Halal pertama di Indonesia itu mencapai Rp97,8 triliun. Adapun realisasinya sejauh ini sekitar Rp451 miliar.
"Tenaga kerjanya (yang terserap) baru sekitar 800-an (dari total target 317.670 tenaga kerja dalam 30 tahun)," ungkap Susi.
Anak buah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto itu mengatakan sebagian industri di China masih menggunakan bahan baku dari babi. Oleh karena itu, ada peluang bagi Indonesia untuk membuat industri versi halal di Sidoarjo.
Menurutnya, pasar yang bisa diincar Indonesia bahkan diklaim cukup luas, mulai dari bahan setengah jadi hingga produk akhir. Tujuan pemasarannya adalah negara-negara di Timur Tengah, seperti Uni Emirat Arab (UEA).
Selain besarnya investasi dan serapan tenaga kerja, KEK Halal Sidoarjo diprediksi akan berkontribusi terhadap produk domestik regional bruto (PDRB). Jumlahnya adalah Rp844 miliar per tahun untuk Kabupaten Sidoarjo dan Rp8,5 triliun bagi Provinsi Jawa Timur.
(skt/dhf)