Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat (AS) kembali meningkat setelah sempat terdampak kasus temuan unsur radioaktif Cesium-137 pertengahan tahun ini.
Hingga kuartal III 2025, nilai ekspor udang ke AS tercatat tumbuh 16,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Direktur Pemberdayaan Usaha Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Catur Sarwanto mengatakan AS masih menjadi pasar utama bagi udang Indonesia dengan nilai ekspor mencapai US$1,49 miliar atau setara Rp24,9 triliun (asumsi kurs Rp16.717 per dolar AS) sepanjang Januari-September 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di ekspor di Amerika itu tumbuh 16,3 persen," ujar Catur dalam konferensi pers di KKP, Jakarta Pusat, Kamis (6/11).
Menurutnya, meski sempat terjadi gangguan ekspor akibat isu radioaktif, permintaan udang Indonesia di pasar Amerika tetap tinggi.
"Kita dari sisi ekspor udang itu masih mengalami peningkatan. Ini peningkatan tidak hanya di Amerika Serikat sebetulnya, ada di lima negara top kita yang punya tujuan utama juga terjadi peningkatan. Artinya tentu ini dampak kalau berdasarkan data memang belum signifikan, bahkan naik ya," kata Catur.
Ia menambahkan pemulihan ekspor terjadi setelah Badan Mutu KKP secara resmi ditunjuk oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), sebagai lembaga sertifikasi bebas Cesium-137 (certifying entity).
Penunjukan tersebut memungkinkan Indonesia kembali mengekspor udang dengan sistem sertifikasi baru yang menjamin seluruh produk bebas kontaminasi. Penetapan itu menjadikan Indonesia negara pertama di dunia yang mendapat mandat sertifikasi radiasi untuk sektor perikanan.
Adapun kasus temuan Cesium-137 sebelumnya bersifat lokal dan spesifik lokasi, terjadi di fasilitas pengolahan PT BMS di Cikande, Serang, bukan dari tambak atau sistem budidaya udang. Nilai deteksi yang dicatat FDA pun jauh di bawah ambang batas keamanan internasional sebesar 1.200 Bq/kg.
Sejak skema sertifikasi bebas Cesium-137 mulai beroperasi penuh pada akhir Oktober, KKP telah melepas tujuh kontainer pertama ekspor udang ke AS dengan volume 106 ton senilai sekitar US$1,2 juta atau setara Rp20 miliar.
Kepala Badan Mutu KKP Ishartini mengatakan proses sertifikasi kini berjalan lancar di unit pengolahan ikan (UPI) dan akan terus diperluas dalam waktu dekat.
"Proses pra-scanning di UPI sudah lebih dari 100 kontainer. Di bulan November ini kami targetkan lebih dari 200 kontainer bisa dikirim ke Amerika Serikat dengan sertifikat bebas Cesium-137," ujarnya.
Menurut Ishartini, tingginya minat pasar AS terhadap udang Indonesia juga terlihat dari percepatan permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Kami ingin masyarakat Amerika bisa menikmati udang Indonesia saat Christmas dan New Year, mereka sudah menunggu-nunggu," katanya.
Catur menambahkan langkah diplomasi dengan FDA dan National Fisheries Institute (NFI) turut mempercepat pemulihan kepercayaan pasar.
"Pesan kunci kita bahwa produk udang Indonesia aman dan kebutuhan konsumsi, kontaminasi tidak berasal dari budidaya dan tentu hanya terlokalisir di satu titik," ujarnya.
Secara nasional, nilai ekspor produk perikanan Indonesia sepanjang Januari-September 2025 mencapai US$4,52 miliar atau setara Rp75,57 triliun, naik 6,7 persen dibanding tahun sebelumnya. Komoditas udang menjadi penyumbang terbesar dengan nilai ekspor US$1,99 miliar atau Rp33,27 triliun, tumbuh 17,4 persen secara tahunan.
(del/dhf)