Wamentan soal Viral Bantuan Beras Korban Banjir Rp60 Ribu per Kg: Typo

CNN Indonesia
Rabu, 10 Des 2025 10:31 WIB
Wamentan Sudaryono menjelaskan angka bantuan beras untuk korban banjir Sumatra senilai Rp60 ribu yang viral di media sosial bukan untuk 1 kg beras. (Foto: CNN Indonesia/Dela Naufalia)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono meluruskan kabar viral di media sosial soal bantuan beras untuk korban banjir Sumatra senilai Rp60 ribu per kilogram (kg).

Ia memastikan informasi tersebut keliru akibat kesalahan penulisan atau typo.

"Saya mau jelaskan, itu kan sempat ramai di sosmed katanya, hitungan Kementan 1 kg beras apaan sih Rp60 ribu? gitu ya. Itu mungkin perlu juga saya kasih tahu, itu salah typo, tapi perhitungannya tidak keliru," ujar Sudaryono di Kantor Kementan, Jakarta Selatan, Rabu (10/12).

Ia menjelaskan angka Rp60 ribu bukan untuk 1 kg beras, melainkan untuk satu paket beras seberat 5 kg.

"Bukan 1 kg 60 ribu, tapi satu pack, satu pack itu kan 5 kg. Kan enggak mungkin kita kasih bantuan tuh 1 kg kan. Pasti ngasihnya kan satu pack 5 kg. (Sebesar) 5 kg Rp60 ribu, jadi 1 kg-nya adalah Rp12.500 (per kg), sehingga itu. Tapi hitungannya benar, hitungannya bener, hanya memang ada kesalahan penulisan," jelasnya.

Sudaryono juga menerangkan di minimarket, ukuran kemasan beras paling kecil umumnya adalah 5 kg per sak. Jika masyarakat ingin membeli beras di bawah ukuran itu, biasanya harus membeli secara curah lalu dikemas sendiri, misalnya 1 kg, 1,5 kg, atau 2 kg.

Karena itu, bantuan yang disalurkan juga mengacu pada kemasan standar 5 kg per paket dengan harga Rp60 ribu.

"Tapi yang jelas, maksudnya itu bukan per kg, tapi per pack, satu packnya Rp60 ribu. Kalau beli di minimarket itu per saknya itu paling kecil 5 kg, yang per sak. Kalau Anda mau beli yang di bawah 5 kg, harus beli curah yang di-packing sendiri, mau 1 liter, mau 1 kg, mau 1,5 kg, 2 kg. Kalau yang paling kecil bentuk pack 5 kg," ujarnya.

Sudaryono juga menanggapi kritik publik terkait penggalangan dana yang dilakukan untuk membantu korban bencana. Ia mengatakan pengumpulan dana tersebut dilakukan atas dasar solidaritas dan bersifat sukarela, bukan hasil paksaan.

"Jadi bukan kok karena kemudian dikoordinir terus semua dipaksa, tidak ada paksaan di sini ya," ujarnya.

Menurut dia, dana sekitar Rp75 miliar yang disalurkan secara bertahap ke tiga provinsi terdampak bencana berasal dari partisipasi sukarela pegawai Kementan, dengan nominal yang beragam.

"Penggalangan dana itu tidak ada paksaan, enggak ada. Jadi ya sukarela, ada yang Rp100 ribu, ada yang Rp1 juta, ya terserah," katanya.

Sebelumnya, Kementan sudah merespons ramainya perhatian publik terkait data bantuan untuk masyarakat terdampak bencana di Sumatra yang beredar di media sosial.

Data tersebut sempat memicu interpretasi bahwa harga beras bantuan mencapai Rp60 ribu per kg.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Pertanian Moch Arief Cahyono menyampaikan permohonan maaf atas kekeliruan data yang beredar.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh warganet yang ikut mengawasi, dan kami sampaikan saat ini bantuan beras pemerintah sudah mencapai 1.200 ton senilai Rp16 miliar," ujar Arief, Senin (8/12).

Ia menjelaskan foto data awal bantuan yang tersebar dengan nilai Rp1,3 miliar tidak mencantumkan satuan volume secara lengkap. Angka volume 21.874 yang tertulis merupakan jumlah paket beras, dengan masing-masing paket berisi 5 kg, bukan per kg.

Data tersebut kini telah diperbaiki untuk menghindari kesalahpahaman.

Arief juga memastikan Kementan tidak membeli bantuan tersebut menggunakan anggaran negara. Bantuan berasal dari mitra serta pihak-pihak yang ingin berkontribusi, kemudian disalurkan ke wilayah terdampak banjir.

Menurutnya, besarnya nilai dan volume bantuan menjadi pengingat pentingnya pengawasan internal. Karena itu, peran Inspektorat Jenderal diperkuat dalam seluruh proses pengelolaan dan distribusi bantuan agar dapat dipertanggungjawabkan serta mudah diaudit.

"Kami terbuka terhadap kritik dan koreksi. Setiap sen uang donasi akan dipertanggungjawabkan dan diaudit. Yang terpenting kini adalah memastikan bantuan benar-benar sampai kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan di lapangan," kata Arief.

(del/pta)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK