PT United Tractors Tbk (UT) menyampaikan penjelasan terkait sorotan pemerintah atas aktivitas tambang emas anak usahanya, PT Agincourt Resources (PTAR), yang disebut turut memperparah banjir dan longsor di Sumatera Utara (Sumut).
Perusahaan menegaskan PTAR telah menghentikan operasi sejak 6 Desember 2025 dan memfokuskan langkah pada dukungan kemanusiaan di wilayah terdampak.
Corporate Secretary United Tractors Ari Setiyawan menjelaskan PTAR, pengelola tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, memiliki fasilitas produksi dan operasional di wilayah yang terdampak bencana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, perusahaan menekankan penghentian sementara operasional sudah dilakukan secara mandiri sebelum adanya permintaan verifikasi dari pemerintah.
"PTAR telah menghentikan sementara operasinya mulai 6 Desember 2025 untuk memfokuskan upaya pada dukungan kemanusiaan dan pada upaya tanggap darurat bencana pada masyarakat di Tapanuli Selatan," ucap Ari dalam keterangan resmi, Kamis (11/12), sebagaimana dikutip dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Ia juga memastikan hingga surat itu diterbitkan, tidak terdapat dampak material terhadap aspek keuangan maupun hukum perusahaan.
"Sampai dengan diterbitkannya surat ini, peristiwa bencana tersebut tidak menimbulkan dampak material terhadap aspek keuangan maupun aspek hukum perseroan," ujar Ari.
Ari memastikan langkah-langkah untuk menjaga keselamatan karyawan serta keberlanjutan fasilitas setelah proses pemeriksaan otoritas rampung. Ia menyebut posko kesehatan, dapur umum, dan layanan bantuan bagi penyintas telah ditempatkan di sejumlah desa terdampak.
Ia turut menjabarkan hingga laporan diterbitkan, tidak ditemukan gangguan terhadap proses produksi lain di grup usaha maupun distribusi dan rantai pasok perseroan. Asuransi yang dimiliki juga dinilai dapat menutup potensi kerugian operasional apabila terdampak.
PT Agincourt Resources melalui Senior Manager Corporate Communications Katarina Siburian Hardono sebelumnya menyatakan perusahaan telah lebih dulu menghentikan aktivitas produksi sebelum verifikasi dari KLH dilakukan.
"Sejak 6 Desember 2025 kami sudah menghentikan aktivitas produksi. Kami juga telah menerima panggilan Gakkum KLH untuk verifikasi data dan informasi, dan kami akan memenuhinya," ujar Katarina seperti dikutip CNBC Indonesia.
"Saat ini kami masih fokus melanjutkan upaya tanggap darurat di wilayah terdampak di Tapanuli Selatan, berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait," tambahnya.
Kementerian Lingkungan Hidup sebelumnya menyampaikan terdapat tiga faktor utama yang diduga memperparah banjir dan longsor di DAS Batang Toru, yakni kegiatan hutan tanaman industri, pembangunan listrik tenaga air, dan aktivitas penambangan emas.
PTAR menjadi salah satu dari tiga perusahaan yang operasinya dihentikan sementara oleh KLH untuk verifikasi menyeluruh.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menjelaskan melalui unggahan media sosialnya bahwa pantauan udara menunjukkan perubahan bentang alam yang diduga meningkatkan limpasan air di kawasan tersebut.
"Kami mengidentifikasi sedikitnya tiga sumber utama yang memperparah banjir... dan aktivitas penambangan emas di DAS Batang Toru," tulis Hanif.
Adapun PT Agincourt Resources merupakan bagian dari Astra Group melalui kepemilikan PT United Tractors Tbk, dan mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan.
(del/sfr)