ANALISIS

Hitungan Untung-Rugi Jika Kesepakatan Dagang AS-RI Ambyar

Feby Febrina Nadeak | CNN Indonesia
Jumat, 12 Des 2025 07:42 WIB
Indonesia dinilai tidak ingin terjebak dalam 'kesepakatan politik' tanpa pondasi regulasi kuat. Namun, ketidaktegasan itu akhirnya terlihat sebagai kebingungan.
Foto: REUTERS/Suzanne Plunkett
Jakarta, CNN Indonesia --

Kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Indonesia dikabarkan terancam gagal. Penyebabnya, AS menilai Indonesia menarik kembali sejumlah komitmen yang telah disepakati Juli lalu.

Namun, pejabat AS yang membocorkan hal tersebut tak merinci tentang komitmen spesifik mana yang ditarik Indonesia.

"Mereka mengingkari apa yang telah kita sepakati pada Juli," kata pejabat AS itu kepada Reuters, Selasa (9/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan pejabat Indonesia telah memberi tahu Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer bahwa Indonesia tidak dapat menyetujui beberapa komitmen yang mengikat, serta ingin merumuskan kembali negosiasi dengan AS.

Ia menilai langkah itu justru berisiko menghasilkan kesepakatan yang lebih merugikan bagi Washington, dibanding dua perjanjian terbaru yang berhasil dicapai dengan negara Asia Tenggara lain, yakni dengan Malaysia dan Kamboja.

Namun, pemerintah Indonesia membantah kabar itu. Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memastikan negosiasi masih berlanjut. Menurutnya, perjanjian dagang akan rampung secepatnya.

"Enggak, semua masih proses negosiasi," jawab Busan, sapaan akrabnya, saat ditemui usai acara Jakarta Modest Summit 2026 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Rabu (10/12) dikutip Detikfinance.

Juli lalu, Indonesia setuju untuk menghapus tarif pada lebih dari 99 persen barang impor asal AS, juga menghapus semua hambatan non-tarif yang dihadapi perusahaan Amerika. Di sisi lain, AS bersedia menurunkan tarif impor terhadap produk-produk asal Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen.

Kesepakatan itu pertama kali diumumkan Presiden AS Donald Trump pada 15 Juli. Ia menyebut deal tersebut sebagai kemenangan besar bagi produsen mobil, perusahaan teknologi, pekerja hingga petani AS.

Lantas, siapa yang paling rugi jika kesepakatan AS-RI gagal?

Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita mengatakan jika kesepakatan dagang AS-RI gagal, dampaknya langsung terasa pada akses pasar dan kredibilitas kebijakan Indonesia. Ekspor RI, terutama di rantai pasok mineral kritis dan EV, berpotensi kehilangan keistimewaan tarif atau pengakuan preferensial.

Tak hanya itu, sinyal ke investor global bisa buruk, karena Indonesia terlihat tidak mampu mengamankan perjanjian strategis dengan mitra G7.

"Dalam ekonomi internasional, reputasi tersebut adalah separuh dari daya tawar," katanya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (11/12).

Ia menilai membatalkan atau menggantung kesepakatan hanya masuk akal jika memang isi perjanjiannya merugikan Indonesia. Namun jika macet karena koordinasi domestik yang lemah atau tarik-menarik kepentingan di dalam negeri, justru bisa merusak kredibilitas RI. Dunia bisa membaca batalnya kesepakatan sebagai inkonsistensi, bukan strategi.

 

Bermula dari Ketidaktegasan hingga Pergeseran Prioritas

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER