Purbaya Sebut Ancaman Rumahkan 16 Ribu Pegawai Bea Cukai Bukan Idenya

CNN Indonesia
Jumat, 12 Des 2025 08:42 WIB
Purbaya mengungkap ancaman pembekuan Bea Cukai hingga merumahkan 16 ribu pegawai bukan idenya, tetapi perintah dari atasan. (Foto: ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkap ancaman pembekuan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) hingga merumahkan 16 ribu pegawai bukan perintahnya.

Ancaman itu akan diterapkan jika dalam satu tahun kinerja Bea Cukai tak kunjung membaik. Purbaya mengaku perintah pembekuan hingga merumahkan 16 ribu pegawai bukan muncul darinya, melainkan perintah dari atasan.

Sebagai informasi, dalam sistem pemerintahan Indonesia, menkeu bertanggung jawab kepada presiden.

"Kita kasih waktu setahun untuk betulin, kalau enggak, 16 ribu pegawai kita rumahkan. Bukan (perintah) dari saya tuh, dari bos di atas," kata Purbaya dalam Dialog Interaktif Pemerintah Pusat dan Daerah di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/12) dikutip Detikfinance.

Purbaya menuturkan ancaman tersebut sebagai cambuk agar para pegawai betul-betul membenahi DJBC. Jika tak mampu, ia bakal mengadopsi cara Presiden RI ke-2 Soeharto yang merekrut perusahaan Swiss Suisse Generale Surveillance (SGS3) untuk menjalankan tugas bea cukai.

"Jadi saya pakai itu untuk pecut Bea Cukai supaya bekerja lebih baik untuk perbaiki kinerjanya, supaya kita tidak perlu lagi menyerahkan ke asing, masa negara kita nggak mampu," ujarnya.

Ia mengakui saat ini masih banyak kebocoran dalam pelayanan dan pengawasan ekspor yang dilakukan Bea Cukai. Purbaya menceritakan temuannya ketika sidak ke pelabuhan.

"Saya pernah ke pelabuhan kan, cek barang, di situ tertulis cuma US$7, di toko online harganya lebih mahal. Dari situ ketahuan ini harganya beda, kenapa bisa begini? Kok bisa murah? Mereka lihat-lihatan. Jadi mereka masih main," ungkapnya.

Karena itu, Purbaya mau pengawasan Bea Cukai bisa lebih baik dalam satu tahun ke depan. Ia berharap tidak ada lagi selundupan produk ilegal, yang utamanya dari China.

"Saya bilang gini, nggak ada sejarahnya Indonesia kalah sama China. Kubilai Khan saja kita kalahin. Jangan lupa sejarah, sama Raden Wijaya kan. Itu sejarahnya kita memang lebih licik. Masa lupa liciknya," imbuhnya.

"Jadi setahun ke depan, saya akan betulin Bea Cukai sehingga nggak ada barang-barang selundupan dari China yang ilegal," pungkasnya.

Ancaman yang beberapa kali dilontarkan Purbaya itu pernah direspons Direktur Jenderal Bea Cukai Djaka Budhi Utama.

Djaka yakin intansinya bisa berbenah dan segala upaya pembenahan itu bisa selesai pada 2026 alias dalam jangka waktu satu tahun, sesuai ultimatum Purbaya.

"Optimis, harus optimis. Kalau kita enggak optimis, tahun depan (2026) kita selesai semua. Apakah mau Bea Cukai ataupun pegawai Bea Cukai dirumahkan dengan makan gaji buta saja itu? Tentu tidak akan mau," ucap Djaka usai Pemusnahan BKC Ilegal di Kantor Wilayah Bea Cukai Jakarta, Rabu (3/12).

Upaya perbaikan akan dimulai dari kultur kerja DJBC. Djaka juga mendorong peningkatan kinerja para anak buahnya yang ditempuh melalui pengawasan ketat di pelabuhan dan bandara.

Ia berjanji memperbaiki semua pelayanan untuk masyarakat. Djaka yakin Bea Cukai bisa sedikit demi sedikit memperbaiki citra buruk tersebut.

"Mungkin image di masyarakat bahwa Bea Cukai adalah sarang pungli itu sedikit demi sedikit kita hilangkan. Kami memohon dukungan dari masyarakat untuk mendukung bagaimana kita ke depan menjadi lebih baik," imbuh Djaka.

(pta)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK