Harga Minyak Dunia Mendidih Imbas Panas Timur Tengah
Harga minyak mentah dunia merambat naik pada perdagangan Senin (29/12) karena Timur Tengah makin panas. Investor khawatir ketegangan itu mengganggu pasokan minyak.
Belum lagi, masih gelapnya kesepakatan damai Rusia-Ukraina. Kedua negara terus saling menyerang infrastruktur energi masing-masing selama akhir pekan.
Kontrak minyak mentah berjangka Brent naik 57 sen atau 0,94 persen menjadi US$61,21 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 54 sen atau 0,95 persen menjadi US$57,28 per barel.
"Timur Tengah juga baru-baru ini mengalami gejolak, dengan serangan udara Saudi di Yaman, dan Iran mengatakan negara itu berada dalam 'perang skala penuh' dengan AS, Eropa, dan Israel," Yang An, analis di Haitong Futures dikutip Reuters.
Lihat Juga : |
"Ini mungkin yang mendorong kekhawatiran pasar tentang potensi gangguan pasokan," imbuhnya.
Padahal, kedua harga acuan tersebut turun lebih dari 2 persen pada Jumat lalu.
Kala itu investor mempertimbangkan kemungkinan kelebihan pasokan global dan kemungkinan kesepakatan perdamaian Rusia-Ukraina menjelang pembicaraan akhir pekan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Donald Trump.
Trump mengatakan ia dan Zelensky semakin dekat dengan kesepakatan untuk mengakhiri perang dengan Rusia, meskipun kedua pemimpin mengakui beberapa detail yang paling rumit masih belum terselesaikan.
"Pembicaraan perdamaian memang berjalan positif, tetapi tidak ada terobosan, dan hambatan signifikan tetap ada berupa kendali teritorial wilayah Donbas," kata analis IG, Tony Sycamore.
Minyak mentah diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran harga US$55 hingga US$60 per barel, dengan juga memperhatikan tindakan penegakan hukum AS terhadap pengiriman minyak Venezuela, juga dampak serangan AS ke Nigeria dengan dalih menargetkan ISIS.
(pta)