Jakarta, CNN Indonesia -- Sampai hari ini program Keluarga Berencana (KB) bagi pria masih belum familiar. Namun perlahan, kesadaran kaum adam menggunakan KB pria, apapun bentuknya, terus meningkat.
Salah satu contohnya yang dilakukan oleh Sersan Mayor Ermon, peraih juara motivator KB Pria 2014 dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Pria yang kesehariannya bertugas di wilayah Kodim 0312/ Padang itu berhasil mengajak warga dan koleganya mengikuti program vasektomi.
Kisah Serma Ermon bermula ketika ia bertugas meliput kegiatan penyuluhan KB yang diselenggarakan oleh Tentara Nasional Indonesia. Seringnya ia menyaksikan secara langsung proses vasektomi, dan adanya keinginan untuk berhenti memiliki anak, maka pada 2012 ia memutuskan untuk menjadi peserta vasektomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serma Ermon sendiri sebelum mengikuti program tersebut sudah memiliki tiga orang anak.
"Kalau pria yang ikut program KB kan tidak ada efek negatifnya," kata Serma Ermon kepada CNN Indonesia saat dihubungi melalui telepon.
Setelah menjalani vasektomi, Serma Ermon pun berbagi pengalaman. Dia ditugaskan untuk menyebarluaskan tentang KB pria. Sesuai dengan tugasnya, Bintara Pembina Desa (Babinsa) di Kelurahan Lubuk Minturun, Koto Tangah, Padang itu pun mulai mengenalkan KB pria pada warga.
Menurut Serma Ermon kendala terbesar yang ia hadapi adalah masih kuatnya anggapan bahwa vasektomi sama dengan dikebiri. Masyarakat enggan melakukan vasektomi karena takut syahwatnya akan hilang.
"Kalau dikebiri kan menghilangkan nafsu sama sekali, itu haram. Vasektomi tidak menghilangkan nafsu malah untuk kebutuhan biologis lebih oke,” katanya.
Selain itu, pria kelahiran Padang 44 tahun silam ini juga menyampaikan adanya ketakutan di masyarakat, khususnya pada istri, bahwa bila suaminya melakukan vasektomi cenderung akan main serong.
Menghadapi ketakutan ini, ia kemudian meyakinkan warga bahwa KB pada pria akan membuat kehidupan rumah tangga lebih harmonis.
Selama di lapangan, pernah suatu saat ia tidak diterima masuk ke rumah warga karena dianggap terlalu mencampuri urusan rumah tangga orang lain.
Berkat kegigihannya, tak kurang dari 80 orang, 6 orang diantaranya adalah rekan sesama tentara, telah bersedia menjadi aseptor vasektomi.
Bahkan, kata Serma Ermon, di kegiatan operasi vasektomi yang digagas kesatuannya pada 25 September nanti sudah ada 100 orang yang bersedia menjadi aseptor vasektomi.