Bandung, CNN Indonesia -- 27 September, Kota Bandung tampak lebih meriah dibanding hari biasanya. Kota berhawa sejuk ini rupanya sedang merayakan hari jadinya yang ke-204. Serangkaian acara pun digelar.
Dari konvoi di jalan Asia Afrika, acara
Culinary Night, Bandung Creative Awards, sampai ke pesta kembang api semua ada di perayaan HUT Kota Bandung. Perayaan ini juga turut diramaikan dengan penampilan Mocca, Payung Teduh, Teman Sebangku, dan pengisi acara lainnya.
Tak seperti biasanya, acara ini tidak hanya diadakan di satu tempat saja. Seperti
Culinary Night diadakan di enam lokasi berbeda, yaitu Bandung Kulon
Culinary Night, Ujungberung
Culinary Night, Cibeunying Kaler
Culinary Night, Gedebage
Culinary Night, Cicendo
Culinary Night, dan yang menjadi acara utama adalah Dago
Culinary Night.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Di 204 tahun kita mengawali sebuah tradisi baru, di mana hari jadi Bandung ini dirayakan di seluruh wilayah Bandung. Biasanya selalu dipusatkan, sekarang kita rayakan di kelurahan-kelurahan sudah mengadakan acara, jadi akan seperti perayaan 17 Agustus,” kata Ridwan Kamil, Walikota Bandung.
Acara utama dari rangkaian acara di berbagai lokasi ini diadakan di Dago yang juga termasuk acara Bandung Creative Awards dan pesta kembang api pada pukul 23.00 di Gasibu. Sebagai walikota, Kang Emil — sapaan akrab Ridwan Kamil — juga mengunjungi lokasi-lokasi lain tempat
Culinary Night berlangsung.
Untuk memperingati ulang tahun Kota Kembang ini juga hadir para duta besar dan Surya Paloh sebagai tamu untuk acara International Gala Dinner yang diadakan di Museum Asia Afrika, sebagai pengingat Bandung pernah jadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika. Acara ini dibuka oleh parade motor besar ‘Brotherhood’, pasukan kuda kavaleri, komunitas sepeda ontel, dan tarian daerah untuk menyambut para undangan.
Di sisi lain untuk keperluan acara beberapa jalan ditutup sehingga warga Bandung harus rela bermacet-macetan jika hendak bepergian di hari itu, terutama pada malam hari. Mengenai kemacetan ini sang walikota meminta maaf kepada warganya. “Saya mohon maaf jika ada kekurang nyamanan, tetapi ini acara satu tahun sekali untuk perayaan kegembiraan,” katanya.
Rangkaian acara ini juga diadakan untuk menggenapi hasil survei bahwa 95 persen warga Bandung mencintai kotanya. “Maka dirayakan dengan berbagai cara ada yang bersifat ilmiah, religius, ada yang menyebar di kelurahan, dan berpusat di Dago, termasuk tradisi baru yaitu Bandung
Creative Awards,” ujar Kang Emil menjelaskan.