Sate Kere Yu Rebi Favorit Pak Presiden

Solo, CNN Indonesia -- Warung seluas 30 meter persegi begitu sederhana, ditutupi spanduk kuning terang 3 x 2 meter. Di dalamnya, ada sepasang meja panjang dan bangku kayu. Siapa sangka, warung ini pernah dilanggan oleh orang nomor satu di Republik Indonesia, Joko Widodo.

“Waktu masih menjadi Wali Kota Solo, Pak Wi sering makan disini,” kata Yu Rebi, empunya warung, tentang Joko Widodo alias Jokowi. Menurut ibu yang ramah ini, kadang Jokowi datang bersama keluarganya, namun tak jarang datang sendiri tanpa pengawalan.

Kere adalah kata dalam bahasa Jawa yang berarti miskin. Sebutan kere sendiri merujuk pada bahan baku sate. Sate yang lumrah dikenal masyarakat luas adalah sate berbahan dasar daging seperti sate ayam, sate kambing, sate sapi. Tapi tidak untuk sate ini.

Bahan utama pembuat sate kere adalah tempe gembus, yaitu tempe yang terbuat dari ampas sisa pembuatan tahu yang kemudian diberi ragi dan dibiarkan hingga muncul jamur tempe berwarna putih. Sejatinya, gembus merupakan makanan untuk ternak.

Tangan terampil Yu Rebi mampu mengolahnya menjadi sajian yang disukai banyak orang dan dapat bertahan hingga kini. Satu warung tak cukup menampung para pelanggan, Yu Rebi pun membangun satu warung lagi di lokasi yang sama, berjarak sekitar 100 meter.

Dua warung tersebut berada di Jalan Kebangkitan Nasional, Penumping. Cabang satunya lagi terletak di sentra wisata kuliner Gladak Langen Bogan (Galabo) sebelah selatan Benteng Vastenberg. Semuanya dikelola oleh anak-anak Yu Rebi.

Jam buka ketiga warung Sate Yu Rebi tersebut berbeda-beda, ada yang pagi jam 10.00 - 17.00 dan ada yang sore jam 18.00 – 22.00 WIB. “Kalau yang di Galabo, Pak Wi pernah ajak Bu Mega ke sana,” ujar perempuan yang sudah berjualan sate sejak 1965.

Tak perlu khawatir akan perbedaan cita rasa antara ketiga warung tersebut. Yu Rebi memberi jaminan bahwa semua Warung Sate Yu Rebi mempunyai resep yang sama sehingga rasa orisinalnya tetap terjaga.

Yu Rebi pemilik warung sate kere favorit Jokowi (CNN Indonesia/Donatus Fernanda)

Si kere yang nikmat

Seperti namanya, penampilan sate kere pun jauh dari keren. Seporsi berisi 10 tusuk sate berwarna cokelat kehitaman tanpa topping. Aroma dari proses pembakaran menambah sedap gembus yang sebelumnya sudah dimasak terlebih dahulu dengan bumbu bacem.

Disiram sambal kacang dan irisan cabai rawit, sajian sate ini semakin menarik perhatian untuk segera melahapnya. Ketika disantap, rasanya segar dan tidak terlalu pedas. Aroma daun jeruk cukup terasa, tanpa menutupi gurihnya sambal kacang.

Tak heran bila pelanggan menyukai rasa sambal kacang ini. Menurut keterangan Yu Rebi, bila musim liburan tiba, ia bisa membeli setengan ton kacang tanah dan habis dalam beberapa hari. Luar biasa.

Jika biasanya kacang tanah dalam bumbu sate Madura ditumbuk sampai benar-benar halus, tidak demikian sambal kacang racikan Yu Rebi. Kacangnya ditumbuk kasar beserta bumbu-bumbu lain seperti kencur, daun jeruk, dan bawang putih, secara manual.

Rasa dan teksturnya hampir mirip bumbu pecel Madiun, tetapi cita rasa manis gurih khas masakan Jawa. Sungguh perpaduan sempurna. Sambal kacang yang lezat berpadu sate gembus yang nikmat memberikan sensasi tersendiri di lidah.

Untuk menikmati seporsi sate kere berisi 10 tusuk, Anda hanya perlu mengeluarkan uang Rp 10 ribu. Ditambah Rp 3 ribu untuk sepiring nasi putih hangat atau lontong. Anda bisa memesan seluruhnya sate gembus atau dicampur dengan sate tempe bacem.

Jangan lupa menjajal sate sapi campur (Rp 27 ribu). Terdiri dari daging dan jeroan sapi seperti paru, hati, usus juga kikil yang sama-sama dibumbu bacem. Orang Jawa menyebutnya, miroso. Yang berarti, kaya rasa.

Setiap hari, Yu Rebi menghabiskan sekitar 25 bakul gembus untuk ketiga warungnya. Dengan nada canda, perempuan berperawakan gendut ini menyangsikan kehadiran kembali Jokowi di warungnya. Namun ia optimis sate kere tetap laris sekalipun tersaji kere.