KABINET JOKOWI

Syarat Sehat Calon Menteri Jokowi

CNN Indonesia
Jumat, 24 Okt 2014 18:03 WIB
Presiden Joko Widodo menuntut para menterinya bersih dari jeratan korupsi. Selain bersih dari korupsi, calon menteri juga mesti sehat fisik dan mental.
Ilustrasi calon menteri Jokowi-JK (CNN Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menuntut para menterinya bersih dari jeratan korupsi. Terbukti dengan diajukannya beberapa nama calon sebelum ia memilih menteri. Selain bersih dari korupsi, calon menteri juga mesti sehat fisik dan mental.

Tugas seorang menteri ke depan merupakan tugas yang cukup berat. Jokowi juga sudah mengingatkan bahwa menteri-menteri yang dipilih harus kerja, kerja, dan kerja.

“Saat ini kita semua sedang berjuang dalam berbagai keterpurukan di era globalisasi. Selain itu kita terus berjuang untuk mengejar ketertinggalan dengan negara tetangga yang terus bergerak cepat,” kata Ari Fahrial Syam, Wakil Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI), dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Jumat (24/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Jelas tugas seorang menteri sebagai pembantu presiden sungguh maha berat untuk menjalankan departemen-departemen dan lembaga pemerintahan untuk mengejar ketertinggalan tersebut,” kata Ari menambahkan.

Kemungkinan menteri terjerat dalam masalah hukum bisa terjadi. Sebagai contohnya, beberapa mantan menteri masuk bui akibat tersangkut hukum. Di sisi lain harapan rakyat Indonesia begitu besar terhadap pemimpin nasional saat ini untuk adanya suatu perubahan, pemberantasan korupsi harus tuntas.

Parlemen sendiri juga dikuasai oleh partai-partai yang tidak satu gerbong dengan Jokowi-JK dan siap menjadi oposisi, dan akan mengkritisi program-program yang tidak pro rakyat.

“Fakta ini menunjukkan kepada kita bahwa tugas menteri cukup berat dengan tingkat stres yang sangat tinggi. Oleh karena itu, berbagai potensi risiko penyakit juga bisa terjadi bagi para menteri tersebut,” kata praktisi kesehatan dan dosen FKUI ini.

Berbagai penyakit kronis yang ada saat ini, juga bisa menjadi kambuh dan menjadi tidak terkendali. “Pada periode pemerintahan SBY sebelumnya kita melihat bahwa para menteri baru yang tidak siap secara fisik dan mental mengalami jatuh sakit baik mengalami serangan jantung ataupun stroke,” kata Ari menjelaskan.

Oleh karena itu, lanjut Ari, selain seseorang yang profesional dan ‘bersih’ menurut KPK dan PPATK, masalah kesehatan para calon menteri juga harus menjadi pertimbangan. Jangan sampai para menteri jatuh sakit di tengah perjalanan dengan tugas maha berat ini.

“Kalau perlu sistem pemeriksaan kepada calon presiden yang telah rutin dilakukan sejak Pilpres sebelumnya juga diterapkan kepada calon menteri yang akan datang. Setelah calon menteri yang telah dipertimbangkan dengan matang perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang sebenarnya para calon tersebut.

Tidak pilih calon menteri yang merokok

Beberapa alasan kenapa pemeriksaan kesehatan untuk calon menteri penting adalah banyak penyakit yang awalnya hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan penunjang lain, baik pemeriksaan rontgen maupun pemeriksaan USG.

Kadar gula darah yang tinggi, kadar kolesterol yang tinggi serta kadar asam urat tinggi pada awalnya hanya diketahui dengan pemeriksaan laboratorium. Tekanan darah yang tinggi pun diketahui hanya dengan pemeriksaan tekanan darah.

Gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati hanya diketahui dengan pemeriksaan laboratorium. Jantung yang bengkak dan kelainan paru dapat diketahui dengan pemeriksaan foto thoraks. Melalui pemeriksaan USG abdomen dapat diketahui adanya kelainan pada liver, kandung empedu, pankreas, limpa serta kedua ginjal dan organ-organ abdomen lainnya.

“Terjadinya serangan jantung atau stroke merupakan kelainan yang paling sering dialami oleh para eksekutif termasuk para menteri maupun pejabat eselon 1,” kata Ari.

Kejadian serangan jantung dan stroke berhubungan dengan berbagai faktor risiko yang terjadinya tidak dengan sendirinya. Faktor-faktor risiko yang terjadi sebagian hanya diketahui dengan pemeriksaan laboratorium.

Faktor risiko tersebut antara lain kadar gula darah yang tinggi (DM), kadar kolesterol tinggi (Dislipidemia), obesitas serta faktor stres. Faktor risiko lain dan juga merupakan hal penting adalah merokok.

“Menurut saya presiden sudah pasti sebaiknya tidak memilih calon menteri yang merokok. Selain tidak mendidik masyarakat untuk hidup sehat, seorang yang merokok akan terpapar dengan berbagai penyakit yang berbahaya dan membahayakan jiwanya,” kata Ari memaparkan.

Selain pemeriksaan kesehatan rutin, khusus untuk calon menteri wanita perlu dilakukan pemeriksaan untuk skrining kanker wanita seperti kanker payudara dan kanker mulut rahim.

Adanya kelainan yang ditemukan belum tentu menggugurkan seseorang menjadi menteri. Paling tidak deteksi adanya kelainan yang diketahui lebih awal pada calon menteri akan lebih baik untuk upaya pencegahan dan terapi awal.

“Akhirnya kita tentu semua berharap bahwa masalah kesehatan calon menteri untuk kabinet yang akan datang juga tetap harus menjadi concern presiden, dan semua menteri yang terpilih tersebut memang merupakan orang yang juga telah terpilih bukan saja profesional, kompeten, tetapi juga sehat fisik dan mental,” kata Ari berharap.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER