BANGGA INDONESIA

Setia Pada Indonesia Hingga Usia Senja

CNN Indonesia
Selasa, 28 Okt 2014 13:51 WIB
"Tidak ada motivasi lain mengapa saya mau menjadi WNI, saya cinta Indonesia," ucap Paul Cumming, mantan pelatih sepakbola asal Inggris di tahun 80-an.
Paul Cumming mengaku sangat cinta Indonesia dan sudah menjadi WNI (Twitter)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Paul Cumming mungkin terdengar asing bagi generasi muda Indonesia hari ini. Tapi Paul Cumming adalah nama besar di Indonesia, khususnya dalam dunia sepakbola dekade 80-an.

Di era Galatama, pelatih asal Inggris ini tercatat pernah membesut klub asal Jakarta, Indonesia Muda dari 1981 hingga 1983. Ia juga pernah membawa Perseman Manokwari menjadi juara Divisi I tahun 1983.

Sebagai orang asing yang tinggal puluhan tahun di Indonesia dan kini sudah mengantongi status kewarganegaraan Indonesia, pria 67 tahun ini berbagi cerita tentang rasa cintanya pada Nusantara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Malam pun saya mimpi dalam Bahasa Indonesia. Haha," ujar penggemar Liverpool ini kepada CNN Indonesia melalui sambungan telepon, Selasa (28/10).

Rasa cintanya terhadap Indonesia diakui Paul muncul akibat keindahan alam yang luar biasa yang ada di bumi Indonesia. "Di dunia tidak ada yang menyamai keindahan gunung dan hutan di Indonesia," tutur pria kelahiran 8 Agustus 1947.

Berangkat dari rasa cinta yang mendalam kepada bumi Indonesia inilah Paul memutuskan untuk pindah kewarganegaraan, meski kemudian ia harus bersabar karena proses panjang yang harus ia lalui.

Tanggal 10 November 1999 menjadi hari bersejarah baginya. Setelah penantian panjang selama 19 tahun, di hari itu ia akhirnya resmi menjadi WNI. Meski sebenarnya ia paham bahwa di Indonesia lazim ada cara instan untuk mendapatkan status WNI, namun dirinya dengan tegas enggan mengambil jalan pintas itu.

"Saya tidak mau, itu tidak sesuai dengan diri saya. Saya tetap ikuti aturan yang ada," kata Paul Cumming.

Tak seperti sekarang naturalisasi pemain maupun pelatih asing terasa begitu mudah, waktu itu Paul menjelaskan aturan dari pihak imigrasi mewajibkan WNA yang ingin pindah kewarganegaraan harus tinggal selama kurang lebih 15 tahun di Indonesia.

Penantian panjang untuk memperoleh status WNI membuat Paul betul-betul meresapi Indonesia dalam dirinya. Ia mengatakan sangat puas atas perjuangannya selama belasan tahun mengurus proses tersebut.

"Saya orang asing pertama di Bandar Lampung yang jadi WNI," kata pria 67 tahun yang mengaku takut naik pesawat itu dengan nada bangga.

Paul mengaku sangat terkesan dengan kehangatan yang ia terima dari masyarakat Bandar Lampung kala itu. Paul pun menceritakan bagaimana ia menggelar pesta di pantai bersama dengan warga di hari di mana ia akhirnya sah menjadi WNI.

"Tidak ada motivasi lain mengapa saya mau menjadi WNI, saya cinta Indonesia," ucapnya.
Tidak ada motivasi lain mengapa saya mau menjadi WNI, saya cinta IndonesiaPaul Cumming


Setelah mendapat status WNI, hari-harinya di Indonesia pun tidaklah semudah yang ia kira. Tahun 1998 ia dipecat dari Perserikatan Sepakbola Bandar Lampung (PSBL), tempat ia melatih sejak tahun 1991, akibat krisis moneter yang berimbas buruk pada keuangan klub.

Paul harus menyambung hidup dengan membuka usaha persewaan perahu. Ia harus bertahan dari teror yang dilakukan oleh preman-preman setempat. Malahan pada 2001, Paul menceritakan ia pernah ditusuk oleh preman bersenjata tanpa alasan yang jelas.

Meski berkali-kali menelan pil pahit, hal itu tidak menurunkan kecintaannya pada Indonesia. Ia selalu memandang apa yang dialaminya dengan positif.

"Saya yakin di Indonesia banyak orang baik, saya hanya berpikir orang Indonesia itu jujur dan ramah. Itu yang membuat saya tetap bertahan sampai hari ini," kata Paul.

Saat ini Paul menghabiskan masa tuanya bersama sang istri di rumah kecil di kaki Gunung Semeru. Sehari-hari ia menyambung hidup dengan membuka usaha persewaan game di rumahnya. "Kadang satu hari hanya dapat lima ribu, kadang tiga puluh ribu," ucapnya tanpa nada mengeluh.

Meski hasilnya tak menentu, Paul sangat menikmati hidupnya di Indonesia dan enggan untuk kembali lagi ke negeri asalnya. Sesekali, Paul juga masih mengikuti perkembangan berita sepakbola Indonesia dari koran yang ia baca.

"Saya betul-betul sangat cinta dengan Indonesia," ujar Paul yang dua minggu lalu baru saja menjalani operasi kanker untuk kedua kalinya, menutup perbincangan.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER