Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagai orang Indonesia, festival bir adalah sesuatu yang tidak pernah ditemukan di Tanah Air. Apalagi festival bir sebesar Oktoberfest di negara penggila bir, Jerman.
Mahasiswa asal Indonesia yang saat ini menjalankan studinya di Maschinenbau Karlsruhe Institut fur Technologie, Andre Kurniawan (21) pernah beberapa kali datang ke festival bir Volksfest di Jerman.
Volksfest berarti pesta rakyat. Acara ini adalah festival bir yang diadakan pada akhir September sampai awal Oktober, diisi dengan tenda-tenda bir yang disebut Festzelte disponsori oleh pembuat bir. Selain itu, Volksfest juga menghadirkan makanan-makanan khas Jerman sebagai pendamping minuman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oktoberfest sendiri adalah salah satu Volkfest yang diselenggarakan di Munich dan juga Hannover. Andre telah mengikuti dua festival Volksfest dan juga Oktoberfest terbesar di Munich.
(Lihat juga:
Merayakan Pesta Minuman Rakyat Termasyhur) “Seru acaranya, orang Jerman sangat bersemangat untuk Oktoberfest, banyak dari mereka yang sengaja mengenakan pakaian tradisional Jerman, baik perempuan ataupun laki-laki,” kata Andre kepada CNN Indonesia pada Jumat (31/10).
Meskipun datang sebagai orang asing, Andre mengaku jika masyarakat Jerman senang dan menerima kehadiran mereka. “Saya pernah datang ke Volksfest di Stuttgart. Saat saya menari mereka menertawai saya lalu mengambil foto saya, saat saya diam mereka meminta saya menari lagi,” katanya bercerita.
Menurut Andre meskipun terdapat atraksi lain seperti komidi putar, karnaval, dan atraksi lain yang menyerupai taman hiburan, acara utama festival ini terdapat pada tenda-tenda birnya. Selain bir, tentunya tenda-tenda ini menyediakan beragam makanan juga.
Uniknya jika kita di Indonesia terbiasa melihat gelas bir berukuran kecil atau sebesar satu liter, di Jerman mereka menyajikan bir dalam gelas berukuran dua liter.
(Lihat juga:
Bir Awalnya Diciptakan Sebagai Obat)
“Banyak orang Indonesia yang sengaja mengambil gelas ini sebagai kenang-kenangan,” kata Andre. Gelas yang seharusnya tidak dibawa ini, oleh orang Indonesia disembunyikan lalu dibawa pulang.
Namun biarpun Oktoberfest Munich adalah festival bir terbesar, Andre lebih menyukai festival yang serupa yang berlangsung di Stuttgart. “Saya lebih senang datang ke Volksfest di Stuttgart. Selain itu, di makanan Oktoberfest Munich jauh lebih mahal dibandingkan di Stuttgart,” ucapnya menjelaskan.
Banjir diskon di IndonesiaSementara itu, di Indonesia festival bir semacam ini hanya diselenggarakan oleh beberapa tempat minum atau restoran yang menyediakan bir. Namun agak berbeda seperti di negara asalnya, di Indonesia acara ini tidak berjalan seperti festival, hanya menawarkan promosi-promosi tertentu.
“Lumayan menyenangkan acaranya, karena banyak promosi bir-bir yang tentunya membuat harga bir menjadi lebih murah,” kata mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan, Sergio Tanudibrata (22).
Sergio yang pernah menghadiri beberapa acara Oktoberfest yang diselenggarakan beberapa tempat makan mengatakan bahwa setiap tempat memiliki acara yang berbeda. “Ada yang menyelenggarakan acara beerpong dan juga acara lomba minum bir,” ceritanya.
Yang membuat lomba minum bir spesial menurut Sergio adalah ukuran gelasnya yang super besar. Namun tidak seperti tradisi di Jerman, di Indonesia hanya beberapa tempat yang menawarkan makanan khas Jerman, contohnya Paulaner Brauhaus. “Kalau di Paulaner ada makanan khas Jerman yang memang cocok dimakan dengan bir,” Sergio menjelaskan.
Pada dasarnya orang Indonesia kebanyakan senang mengikuti acara seperti ini karena mengincar harga bir yang sedang diskon. Namun Sergio menyatakan bahwa acara-acara Oktoberfest masih jarang diketahui oleh banyak orang.