WABAH EBOLA

5 Langkah Kemenkes Cegah Ebola di Indonesia

CNN Indonesia
Minggu, 02 Nov 2014 10:47 WIB
Kementerian Kesehatan telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mencegah virus Ebola masuk Indonesia. Warga dihimbau tetap waspada, namun tak perlu panik!
Warga lokal atau asing yang masuk ke Indonesia dari Liberia atau negara Afrika Barat lain, akan diperiksa oleh petugas kesehatan untuk mencegah penyebaran wabah Ebola (Reuters/Eduardo Munoz)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kesehatan telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mencegah virus Ebola masuk ke Indonesia. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes, Tjandra Yoga Aditama mengatakan, saat ini setidaknya ada lima langkah pencegahan.

Pertama, setiap warga negara Indonesia atau warga negara asing yang bertolak dari negara Afrika Barat dan tiba di bandar udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, akan diperiksa kesehatannya oleh petugas kesehatan.

Tjandra mengatakan, pekan lalu ketika pulang dari pertemuan WHO di Jenewa, Swiss, ia transit di Abu Dhabi selama 7 jam. Dalam perjanalanan dari Abu Dhabi menuju Jakarta, Tjandra mengaku satu pesawat dengan 29 warga Indonesia yang kembali dari Liberia. Mereka tiba di Jakarta pada 26 Oktober lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di bandara Soekarno-Hatta, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan memeriksa seluruh warga Indonesia yang baru datang itu. “Berdasarkan pemeriksaan tidak ada seorang pun yang sakit,” jelas Tjandra dalam sebuah pernyataan kepada CNN Indonesia, Minggu (2/11).


Langkah berikutnya, mereka yang baru sampai Indonesia dari negara Afrika Barat ini akan diawasi kesehatannya selama 21 hari.

Langkah ketiga adalah penanganan dari rumah sakit. Menurut Tjandra, sejumlah rumah sakit di Indonesia pernah menangani pasien dengan gejala Ebola sekitar dua bulan lalu. Namun, sejauh ini tidak ada warga lokal atau warga asing di Indonesia yang mengidap Ebola.

Menurut Tjandra, ada tiga negara dengan epidemi Ebola terbesar, yaitu Liberia, Guinea, dan Sierra Leone. Kawasan yang berpotensi menerima penyebaran Ebola, menurut Tjandra adalah Eropa dan Amerika Serikat karena kedua kawasan itu menerima penerbangan langsung dari sejumlah negara di Afrika Barat.

“Sejauh ini kasus di Asia belum ada,” katanya.


Keempat, untuk memastikan seorang pasein positif atau negatif mengidap Ebola, Kemenkes telah menyiapkan laboratorium khusus yang memenuhi standar Bio Safety Cabinet level 3. Ekstraksi virus dilakukan dengan standar Bio Safety Level 3. Dengan standar ini, petugas yang meneliti sama sekali tidak perlu kontak fisik dengan sampel, bahkan tidak ada kontak antara sarung tangan dan sampel.

Langkah kelima, adalah mensosialisasikan virus Ebola, gejala, dan risikonya kepada masyarakat. “Kita harus tetap waspada, tapi tidak perlu panik,” kata Tjandra.

Virus Ebola ditemukan pada 1976 dan tahun 2014 ini kembali mewabah. Ia menyarankan agar warga Indonesia tidak pergi ke tiga negara terkena wabah Ebola. Virus ini menular lewat cairan tubuh, bukan melalui udara.

Jika terpaksa harus pergi, warga disarankan tidak melakukan kontak dengan pasien Ebola, termasuk menjenguk atau menghadiri pemakanan jenazah. Warga juga dianjurkan menjalani hidup bersih dan sehat, termasuk rajin cuci tangan dengan sabun antiseptik.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER