Jakarta, CNN Indonesia -- Virus Ebola menjadi momok mengerikan bagi seluruh dunia. Masyarakat Indonesia pun dirundung ketakutan akan epidemi virus Ebola. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menegaskan bahwa sampai hari Sabtu (1/11) lalu, belum pernah ada kasus Ebola maupun MERS-CoV (penyakit saluran pernapasan) yang menjangkiti Indonesia.
Meskipun belum jelas apakah virus Ebola sudah mulai "merasuk" ke Indonesia atau belum, Tjandra meminta masyarakat untuk tetap waspada. Himbauan yang sama juga disampaikan oleh Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes, Mohammad Subuh. "Masyarakat tidak perlu panik menghadapi masalah ini. Tetapi tetap harus waspada," kata Subuh kepada CNN Indonesia, Minggu (2/11).
Untuk itu pihak Kementerian Kesehatan pun melakukan beragam tindakan preventif untuk mencegah masuknya Ebola ke negara ini. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pare, Kediri yang merawat pasien
suspect Ebola mengambil tindakan preventif dengan memasukkan pasien ke ruang isolasi. Berbagai pemeriksaan pun dilakukan untuk mencegah epidemi Ebola di Indonesia. Namun hasil pemeriksaan akan keluar paling lambat 48 jam setelah sampel diterima laboratorium Balitbangkes Kemenkes RI di Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga :
5 Langkah Kemenkes Cegah Ebola di IndonesiaUntuk menindaklanjuti masalah sekaligus sebagai upaya pencegahan, para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di negara epidemi Ebola, akan diberi penyuluhan. Penyuluhan ini diberikan untuk meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap kesehatannya selama 21 hari ke depan. Seperti diketahui, masa inkubasi virus Ebola sampai dengan tahap berbahaya dan mematikan berlangsung selama 21 hari.
Demam belum tentu EbolaDugaan penyebaran Ebola di Indonesia ini dimulai ketika 29 warga negara Indonesia (WNI) yang baru kembali dari Liberia tiba-tiba mengalami demam tinggi. Mereka terserang demam tinggi setelah 10 hari tiba di Indonesia. Namun, demam tinggi tak berarti pertanda positif terjangkit Ebola.
"Bila ada yang baru datang dari negara terjangkit Ebola, lalu dia demam, maka belum tentu demam tersebut diakibatkan oleh virus Ebola, bisa saja dikarenakan penyakit lain," kata Tjandra.
Setuju dengan pernyataan Tjandra, Subuh mengatakan tidak semua demam tinggi yang dialami oleh orang-orang yang baru bepergian Afrika, didagnosis pasti mengidap Ebola. Bisa jadi demam tersebut adalah gejala dari sakit Malaria atau Demam Berdarah. Seperti diketahui, kedua penyakit ini juga masih menjadi masalah serius di Afrika, bahkan di Indonesia sendiri.
Lihat juga :
Mengenal Virus Ebola