Jakarta, CNN Indonesia -- Ajang Jakarta Fashion Week 2015 tak hanya diminati pencinta fesyen Tanah Air, tapi juga turut diramaikan para pencinta fesyen dari seluruh dunia. Fashionista dunia rupanya juga jatuh cinta dengan fesyen Indonesia.
Fashionista, pembawa acara K-Style dan
fashion guru dari Korea Selatan, Sarah Kate Watson-Baik, kritikus fesyen dari Inggris, Colin McDowell, serta konsultan bisnis fesyen Centre for Fashion Enterprise (CFE), Toby Meadow, juga turut hadir dalam acara ini.
Mereka semua mengaku sangat tertarik untuk mengamati tren fesyen di Asia, termasuk Indonesia. Hal ini jugalah yang membuat mereka sangat antusias ketika menghadiri Jakarta Fashion Week.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mengetahui sedikit tentang fesyen Indonesia tetapi saya terkesan dengan semua yang saya lihat," kata Sarah Kate Watson-Baik saat berbincang dengan CNN Indonesia di Jakarta Fashion Week, Senayan City, Jakarta Selatan, Minggu (2/11).
Hal senada juga disampaikan oleh Colin McDowell dan Toby Meadow dalam diskusi media terbatas Jakarta Fashion Week, Senin (3/11).
"Saya sangat
excited datang ke sini dan melihat perkembangan fesyen Indonesia," kata Colin.
Meski belum semua desainer Indonesia memperlihatkan karyanya di panggung JFW 2015, namun Colin mengatakan kalau dirinya sangat terkesan dengan gaya busana kreasi desainer Indonesia. Baginya, desainer Indonesia memiliki kekuatan tersendiri ketika mengolah desainnya.
"Saya melihat desainer Indonesia itu memiliki kemampuan untuk memadukan warna-warna, mampu menghasilkan kombinasi warna yang cantik," ujar dia memuji.
Bagi Sarah, Colin, dan Toby, kekuatan garis rancang desainer Indonesia sebenarnya sangat khas dan unik. Sarah sangat terkesan dengan detail kerajinan tangan yang diaplikasikan dalam busana. Busana yang kaya akan kerajinan tangan tersebut membuat fesyen Indonesia terlihat lebih berkelas.
"Ini membuat fesyen Indonesia ada di level
haute couture tetapi dengan harga yang lebih terjangkau," ujar perempuan yang merambah profesi desainer topi perempuan ini. "Sangatlah penting bagi seorang desainer untuk dapat mengenali sejarahnya sendiri," kata Sarah.
Tak cuma paduan kerajinan tangan dengan busana saja yang memukau Sarah. Colin dan Toby mengaku kalau mereka sangat suka dengan berbagai kekayaan etnik tradisional Indonesia. "Berbagai
heritage ini bisa menjadi ciri khas busana Indonesia. Signature itu penting sekali dalam dunia fesyen," ujar Toby Meadow.
Bagi pria yang sudah beberapa kali menjadi mentor desainer Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Fashion Forward ini, Indonesia memiliki banyak kekayaan budaya tradisional yang bisa dipadukan dengan busana. "Ini
brilian. Indonesia punya banyak sumber daya dan warisan budaya yang tidak dimiliki negara lain. Desainer lokal pun bagus-bagus. Gabungan keduanya akan membuat desainer mampu bersaing di fesyen luar negeri," ucapnya.
Kekuatan dan kekayaan budaya yang dituangkan dalam busana ini juga diakui Colin menjadi salah satu kunci keistimewaan dan ciri khas Indonesia. "Fesyen itu tidak boleh membuat orang jadi bosan dengan keseragaman busana (di seluruh dunia).
Fashion it's about eye, heart and mind," kata Colin.
Terpukau busana IndonesiaKarya-karya desainer Indonesia ternyata tak asing lagi untuk Sarah Kate Watson-Baik. Di Seoul Fashion Week lalu, ia terlihat memakai kimono bordir dan jaket bordir karya Sean & Sheila, salah satu lini busana Indonesia. "Saya melihat karyanya di Kuala Lumpur Fashion Week lalu. Saya sangat suka dengan karya mereka dan akhirnya memutuskan membeli beberapa bajunya," ucapnya.
Selain Sean & Sheila, Sarah juga mengatakan bahwa ia sempat melihat busana milik Patrick Owen. Mereka bertemu saat Patrick sedang mengikuti
trade show di Fashion KODE, Seoul.
Kekaguman Sarah akan desainer Indonesia semakin bertambah setelah datang ke Jakarta Fashion Week 2015. Kini ia mengaku terpukau dengan rancangan Sapto Djojokartiko. Kala itu, Sapto menyuguhkan busana batik menjadi busana-busana bergaris modern dan feminin. Sapto mengolah kain batik cap teknik dengan tambahan bordir.
Menurutnya, Sapto berhasil mengombinasikan unsur tradisional dengan kontemporer. "Karyanya sangat
wearable dan Anda bisa berimajinasi mengenakannya ke Paris Fashion Week, atau bahkan acara makan malam sekalipun," ujarnya.