Jakarta, CNN Indonesia -- "Jangan remehkan kemampuan otak bayi," kata psikolog anak dari Rumah Sakit Pondok Indah Roslina Verauli kepada CNN Indonesia, Kamis (6/11). Menurutnya, kemampuan bahasa pada manusia ternyata dapat diajarkan sejak masih bayi.
Sebuah penelitian terbaru University of Tokyo membuktikan, bayi memiliki kemampuan menangkap bahasa di sekitarnya. Jadi tidak benar bila ada anggapan anak lebih baik diajarkan bahasa ibu terlebih dahulu dibandingkan dengan bahasa asing.
"Sejak awal pada bayi ada semacam prosesor bahasa yang disebut LAD—Language Acquisition Device," ujarnya. Bila orang tua aktif menggunakan dua bahasa dalam kesehariannya, bayi bisa mempelajari dua struktur bahasa yang berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Roslina memaparkan, bila bahasa dikenalkan sejak bayi maka nantinya pada usia sekolah anak akan memiliki kecerdasan bahasa yang lebih andal. Kecerdasan ini akan berimbas pada daya penalaran yang tinggi.
Faktor Pembentuk Kecerdasan Mengenai kecerdasan itu sendiri, Roslina menuturkan bahwa sampai hari ini belum ada satu pun ilmuwan yang dapat mendefinisikan kecerdasan dengan tepat. Selama ini, kecerdasan yang dikenal oleh masyarakat adalah kecerdasan akademis. Hal ini tak luput karena alat ukur kecerdasan yang dipakai adalah warisan sejak tahun 1900-an.
Roslina lantas menjelaskan, kecerdasan manusia bisa dipengaruhi oleh setidaknya dua faktor. Pertama, faktor keturunan atau genetis. "Faktor genetis pengaruhnya antara 0 persen hingga 80 persen," ucap perempuan kelahiran 1977 ini.
Kedua, yang tak kalah penting, faktor lingkungan. Ia mencontohkan, apa yang terjadi pada Gayatri, gadis yang menguasai banyak bahasa itu, selain karena kecerdasan bahasa yang tinggi juga dipengaruhi oleh lingkungan. "Motivasi belajarnya tinggi, dia mau belajar dari film dan berbagai media asing," katanya.