Jakarta, CNN Indonesia -- Liburan adalah sesuatu yang diperlukan bagi semua orang yang telah menjalani rutinitasnya. Menurut hasil laporan dari
2014 Vacation Deprivation para pekerja di negara Amerika Serikat dan Asia Pasifik terbukti tidak menggunakan waktu libur mereka dengan maksimal.
Hasil penelitian yang dikeluarkan beberapa waktu lalu memperlihatkan bahwa pekerja di Amerika mengambil 14 hari libur dan menyisakan satu hari, menurut
expedia.com. Hasil ini menunjukkan adanya kemajuan, di mana pada tahun sebelumnya pekerja AS hanya menggunakan 12 hari dari 14 hari yang dibagikan.
Sebanyak 19 persen pekerja menyalahi jadwal kerja mereka, 18 persen di antaranya sengaja menyimpan sisa libur mereka untuk digunakan tahun depan, 18 persen mengalami masalah keuangan, dan 16 persen kesulitan mengatur jadwal libur mereka.
Penelitian tahunan tentang kebiasaan liburan dari 7.800 pekerja dewasa di 24 negara di Asia, Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan memperlihatkan perbedaan yang signifikan di masing-masing negaranya mengenai bagaimana mereka menggunakan waktu liburan mereka.
Penduduk di negara-negara Asia terlihat sangat berkomitmen terhadap pekerjaan mereka dibandingkan liburan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rata-rata mereka mendapatkan 19 hari libur dan hanya mengambil 14 hari. Pekerja di Thailand mendapatkan 11 hari libur dan hanya menggunakan 10 hari kerja.
Tetapi pekerja Korea Selatan meninggalkan lebih dari setengah jatah libur mereka, dengan hanya mengambil 7 hari libur dari 15 hari pada tahun ini.
Sedangkan di Uni Emirat Arab, para pekerja mendapatkan dan mengambil rata-rata 30 hari per tahun nya. Hasil survei menunjukkan negara-negara Eropa memiliki lebih banyak kesempatan untuk berlibur.
Rata-rata mereka mendapatkan 28 hari, dua kali lipat dari jatah libur orang-orang di kawasan Amerika Utara dan Asia Pasifik. Penduduk Denmark, Perancis, Jerman, dan Spanyol mendapatkan 30 hari dan menggunakan semuanya.
Namun memiliki jatah libur terbanyak dan menggunakannya tidak membuktikan dapat menenangkan pikiran.
Sebanyak 73 persen pekerja di Uni Emirat Arab dengan waktu libur hampir sebulan merasa sangat kurang mendapatkan jatuh liburan. Pekerja di Inggris 75 persen juga merasa tidak cukup dengan waktu libur dengan 26 hari.
Sebaliknya 38 persen pekerja Meksiko dengan waktu libur setengah dari Uni Emirat Arab merasa sangat kurang dengan jatah libur mereka degan 15 hari dan hanya mengambil 12 hari.
Penelitian ini disusun dari Expedia oleh Northstar, perusahaan konsultan global seperti dilansir oleh CNN.