PENELITIAN KESEHATAN

Video Game Bukan Dalang Kekerasan Remaja

CNN Indonesia
Selasa, 11 Nov 2014 14:59 WIB
Hasil penelitian dianggap bisa menyelesaikan argumen lama tentang apakah film kekerasan dan video game patut disalahkan untuk kekerasan dalam masyarakat.
Ilustrasi video game (Getty Images/Dan R. Krauss)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah studi jangka panjang tentang kekerasan pada media di Amerika Serikat baru saja menemukan fakta terbaru. Hasil penelitian itu dianggap dapat menyelesaikan argumen lama tentang apakah film kekerasan dan video game patut disalahkan untuk kekerasan dalam masyarakat. 

Penelitian yang dipimpin oleh psikolog Christopher Ferguson dan diterbitkan dalam Journal of Communication itu menemukan bahwa tidak ada hubungan antara kekerasan dalam media dan perilaku.

Seperti dilaporkan oleh laman Independent, dia juga mempertanyakan metodologi penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa kekerasan dalam media dengan perilaku terkait.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ferguson dan timnya menekankan pada banyaknya penelitian laboratorium tentang efek kekerasan pada media yang mengukur agresi pada subjek yang diteliti.

Studi tersebut menunjukkan bahwa penelitian-penelitian itu tersebut secara umum memberikan paparan klip singkat dari media, bukan pengalaman narasi penuh. Oleh sebab itu, perilaku agresif yang dihasilkan juga berada di luar konteks dunia nyata, di mana agresi nampaknya disetujui oleh para peneliti sendiri."

Pada bagian pertama dari dua penelitian historis para peneliti memeriksa korelasi film kekerasan dan kekerasan sosial. Mereka juga menganalisa frekuensi tindak kekerasan dalam judul-judul terlaris antara 1920 dan 2005.

Namun, kekerasan sosial memiliki fluktuasi berbeda. Paruh ke dua pada abad ke-20 bahkan menunjukkan peningkatan kekerasan pada film, berkaitan dengan berkurangnya kekerasan sosial.

Penelitian kedua pada video game menggunakan data dari Entertainment Software Rating Board (ESRB) untuk mengukur konten kekerasan pada permainan populer dari 1996 sampai 2011.

Hasilnya kemudian dibandingkan dengan data kekerasan remaja pada tahun yang sama. Penelitian itu menemukan korelasi antara menurunnya kekerasan remaja dengan popularitas game kekerasan.

Selama periode tersebut kekerasan remaja menurun drastis, para peneliti menulis, "Meskipun mempertahankan tingkat kekerasan media yang sangat tinggi dalam masyarakat dengan pengenalan video game."

Ferguson mengatakan, bagaimana jika masalah yang salah teridentifikasi, hal itu mungkin dapat mengalihkan perhatian masyarakat dari masalah yang lebih mendesak seperti kemiskinan, pendidikan, dan kesenjangan keterampilan dan kesehatan mental.

"Penelitian ini membantu masyarakat untuk fokus pada isu-isu yang benar-benar penting, dan menghindari mencurahkan sumber daya yang tidak perlu untuk mengejar agenda moral nilai praktis yang kecil."

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER