Jakarta, CNN Indonesia -- Saat tepi-tepi jalanan Indonesia dipenuhi restoran asing, anomali terjadi di Jerman. Orang-orang lokal berebut mengantre makanan Indonesia. Di tengah Frankfurt Book Fair yang digelar 8 sampai 11 Oktober 2014, masyarakat Jerman jatuh cinta pada lidah Nusantara.
Ratusan orang memenuhi Gourmet Gallery, wadah pamer koki-koki dunia. Tapi yang paling mereka tunggu bukan masakan ala Barat. Mereka menanti aroma Indonesia. Adalah William W. Wongso, Petty Elliott, dan Sandra Djohan yang memperkenalkan cita rasa Indonesia ke lidah Jerman. Kuliner kita ternyata amat diminati.
“Kami sangat senang dengan respons dari pengunjung di Jerman. Mereka penasaran merasakan makanan kami yang beragam dan ingin mengetahui lebih bayak,” kata Kestity Pringgoharjono, ketua misi kuliner Indonesia dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (12/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gourmet Gallery merupakan sudut kuliner yang ada di tengah Frankfurt Book Fair. Selama beberapa hari, koki-koki Indonesia unjuk kemampuan di sana. Petty, salah satu koki yang melakukan demo memasak menuturkan, ia merasakan pengalaman luar biasa di sana.
"Dengan adanya ratusan bangsa yang hadir di Frankfurt Book Fair tahun ini, saya tidak hanya membantu promosi makanan Indonesia, tetapi juga menjalin hubungan baik," ujarnya. Buku masak miliknya pun licin tandas.
Claudia Kaiser, wakil presiden dari pengembangan bisnis Frankfur Book Fair menambahkan, acara itu memang disambut baik masyarakat Jerman. Adanya masakan Indonesia menambah antusiasme mereka. Kata Claudia, masyarakat Jerman sangat bersemangat mencari tahu lebih lanjut soal kuliner nusantara.
Euforia semakin terasa, ketika para koki juga pamer pengalaman kuliner di Blumen-Restaurant in der Bar, sebuah tempat makan berkelas di area terkenal di Frankfurt.
"Malam di restoran Blumen adalah sorotan kuliner di Frankfurt. Gourmet Gallery juga selalu penuh. Orang-orang sangat tertarik dengan masakan Indonesia," ujar Claudia takjub.
Leon Joskowitz, seorang koki asal Frankfurt yang menjadi moderator acara memasak menambahkan, restoran Blumen malam itu cepat penuh. Sampai-sampai, banyak orang yang terpaksa tak bisa merasakan masakannya.
"Kami berjanji memprioritaskan 50 nama dalam daftar tunggu yang tidak dapat tertampung pada saat itu, untuk acara makan malam tahun depan," kata Leon menuturkan.
Kerja sama Indonesia dan Jerman di bidang kuliner itu tidak berhenti setelah para koki pulang kampung. Leon bahkan menyempatkan berkunjung ke Indonesia untuk melanjutkan kolaborasi lezat itu.
Leon yang mendirikan festival kuliner di Frankfurt bertajuk ‘
… Is Cooking’ tiga tahun lalu, ingin merambah Indonesia. Setelah sukses di Islandia dan Selandia Baru, ia meyakinkan tahun depan akan ada
‘Indonesia is Cooking’.