Jakarta, CNN Indonesia -- Ruang debat Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) bukan hanya digunakan untuk mengambil keputusan penting, tetapi juga pergelaran busana. Duta Besar Palestina Riyad Mansour berinisiatif mengadakan pergelaran busana dari desainer Jamal Taslaq, pada Senin malam (10/11).
Ruangan yang biasanya penuh aksi debat ini disulap menjadi
runway untuk para model berlenggak-lenggok memamerkan busana. Para model dengan gaunnya yang panjang melangkah satu per satu ke ruangan yang selama ini jadi tempat perumusan solusi hal pelik dunia, seperti dampak perubahan iklim.
Namun ternyata pergelaran busana ini mengundang kontroversi. Ron Prosor, Duta Besar Israel, sesaat sebelum pergelaran busana, menuding delegasi Palestina tidak mengutuki kekerasan yang terjadi di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pihak Palestina memuja teroris dan merayakan serangan ke Yahudi dan orang Israel, setiap harinya. Lalu di mana mereka? Apakah mereka sudah menemukan saat yang tepat untuk menghukum orang di balik serangan ini? Tentu tidak. Anda bisa lihat, mereka malah mengadakan acara yang sangat penting malam ini: pergelaran busana," kata Prosor.
Sementara itu, Mansour berkata, "Ini adalah pernyataan yang rasis, bila kami, orang Palestina, dianggap tidak dapat menjadi bagian dari komunitas yang menyalurkan kreativitasnya di dunia fesyen."
Di lain sisi, desainer Taslaq mengatakan koleksi Fall/Winter rancangannya terinspirasi oleh rumahnya, Palestina. Kainnya pun berasal dari Palestina. Adapun bordir dikerjakan oleh pengungsi asal Palestina.
Lebih jauh, Taslaq dan Mansour mengatakan mereka yakin fesyen dan desain punya peran dalam mempromosikan kedamaian. "Musik punya peran, begitu pula dengan fesyen, film, kaum intelektual, anggota parlemen, politisi, dan diplomat. Semua punya peran," kata Mansour.
"Fesyen adalah pesan untuk kedamaian. Fesyen itu selayaknya musik, tidak butuh bahasa yang sama untuk memahaminya. Seluruh dunia dapat mendengar dan melihat fesyen. Dan ini adalah pesan untuk dunia," kata Taslaq.