Jakarta, CNN Indonesia -- Tak peduli pagi, siang, atau malam, jalan-jalan di kota Mumbai selalu ada sepiring gorengan, pasta kentang tumbuk bernama vada-pav yang disajikan dengan chutney hijau, atau semangkuk pav bhaji yaitu campuran pedas tomat tumbuk dan sayuran yang dihiasi dengan gumpalan mentega, bawang, dan sedikit lemon.
Makanan-makanan lezat tersebut membuat para wisatawan mengabaikan higienitas makanan menggugah selera itu. Seperti kebanyakan pedagang makanan jalanan di Asia, penjual makanan jalanan di Mumbai biasanya tidak memakai sarung tangan saat menyiapkan hidangan. Tangan yang sama kemudian dipakai untuk menukar uang.
Dikutip dari laman The Guardian, menurut Asosiasi Kesehatan Masyarakat di India, hanya 53 persen penduduk India yang mencuci tangan mereka dengan sabun setelah buang air besar, 38 persen sebelum makan, dan hanya 30 persen sebelum menyiapkan makanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbagai macam bakteri seperi coliform, E coli, salmonella, shigella, staphylococcus aureus, dan pseudomonas dapat masuk ke dalam makanan.
Bakteri yang ditemukan dalam kotoran manusia dan hewan tersebut adalah penyebab berbagai infeksi, seperti diare, tipus, keracunan makanan, infeksi saluran kencing pneumonia.
Bakteri-bakteri tersebut dapat tumbuh dengan cepat jika makanan disimpan dalam kondisi lembab, hangat, dan masuk ke tubuh manusia jika sayuran atau daging tidak dicuci dengan benar.
Kontaminasi feses selama proses membuat makanan bisa terjadi. Bakteri juga bisa mencapai makanan melalui lalat, pertukaran uang tunai lewat tangan yang terinfeksi, atau lewat air yang terkontaminasi.
Diliputi rasa penasaran akan kebersihan jajanan jalanan Mumbai, Sana Merchant seorang wisatawan yang menulis pada Guardian's Citizen Reporting Programme mengambil sampel makanan untuk diuji.
Dia pergi ke kios makanan berukuran 3 x 3 meter yang terletak di samping jalanan sibuk, terkena hembusan angin dan debu. Stasiun kereta api yang sibuk terdapat di sebelah kanan kios, lalu halte bus di sisi kiri.
Setiap 10 menit bus meniup asap knalpot ke panci makanan pav-bhaji dan masakan vada pav yang dimasak dan di simpan di tempat terbuka yang menghadap toilet umum.
Tujuh hari kemudian, hasil pemeriksaan makanan dari laboratorium keluar. Hasilnya menakjubkan, makanan-makanan tersebut layak dikonsumsi. Turis tersebut menghubungi laboratorim untuk mendengar penjelasan.
Para peneliti itu menjelaskan bahwa coliform, E coli, salmonella, shigella, Staphylococcus aureus dan pseudomonas semuanya tidak hadir. Dikatakan juga ragi dan jamur berada pada tingkat yang dapat diterima. Meski begitu, mereka memperingatkan bahwa udara, wadah atau piring tidak ikut diuji.
“Ini melintasi batas, namun tidak melintasi garis sehingga aman untuk dikonsumsi,” kata peneliti tersebut.
Tampaknya kita lega mengetahui makanan tersebut tidak tercemar, tetapi itu baru hasil dari sampel satu kios makanan saja. Pemerintah India sendiri telah mengeluarkan peraturan yang banyak tentang pentingnya menjaga makanan kebersihan makanan.