Jakarta, CNN Indonesia -- Dunia saat ini tengah memulai awal dari akhir pandemi AIDS yang sempat membunuh jutaan orang selama 30 tahun terakhir. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah pasien baru yang terinfeksi virus HIV/AIDS jumlahnya lebih rendah dari pasien positif HIV yang harus menjalani terapi pengobatan untuk menyambung hidupnya. Dengan kata lain, populasi orang yang terinfeksi HIV sudah menurun.
Namun yayasan ONE, sebuah lembaga nirlaba yang bergerak di bidang penanggulangan infeksi AIDS di Afrika, menyebutkan pencapaian ini bukanlah akhir dari perjuangan melawan AIDS.
"Secara global dunia telah melewati titik puncak pandemi AIDS, tapi belum di semua negara," kata Erin Hohlfelder, direktur ONE, seperti dikutip dari Reuters, Senin (1/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Virus HIV penyebab penyakit AIDS, dapat menyebar lewat darah, sperma, dan air susu ibu. Dan hingga hari ini belum ada obat untuk menyembuhkan AIDS. Namun tak berarti virus ini tak bisa "dikalahkan". Virus HIV dapat dilemahkan dengan konsumsi obat antiretroviral secara berkesinambungan.
Negara pengidap AIDS terbanyak Data PBB menyebutkan tahun 2013 ada 35 juta orang yang hidup dengan virus HIV. Sekitar 2,1 juta jiwa baru terinfeksi dan 1,5 juta jiwa meninggal karena AIDS. Pengidap terbanyak AIDS masih berada di wilayah Benua Afrika.
Yayasan ONE juga mencatat persebaran virus HIV meningkat tajam di populasi penduduk yang termarjinalkan seperti pengguna narkoba dan kaum homoseksual. Stigma negatif terhadap mereka menyebabkan para penderita AIDS kesulitan untuk mengakses fasilitas pengobatan dan pencegahan HIV/AIDS.
"Kami mengharap adanya pendanaan baru, termasuk dari pemerintah Afrika sendiri untuk memerangi AIDS," ujar Erin.