Jakarta, CNN Indonesia -- Tahun Baru memang paling asyik dirayakan sambil bersantai dan berlibur. Salah satu cara paling asyik untuk merayakan pergantian tahun ini adalah dengan berkumpul di pusat kota sambil menikmati indahnya kembang api.
Tak heran, pusat kota Jakarta, yaitu Bundaran HI selalu jadi lautan manusia saat Tahun Baru tiba. "Perayaan Tahun Baru di pusat kota itu jadi alternatif masyarakat untuk pesta, apalagi untuk yang tidak punya rencana ke mana-mana," kata Siwi Piranti, Social Marketing Planner website liburan di Jakarta beberapa waktu lalu.
Berdasarkan survei singkat yang dilakukan website penyedia jasa liburan ini melalui media sosial, Siwi mengatakan bahwa di Tahun Baru 2014 lalu 27 persen warga memilih untuk liburan di Jakarta. Selain di Jakarta, 8 persen lainnya memilih Bandung, dan 9 persennya memilih Bali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi di akhir tahun menuju 2015, nyatanya ada sedikit perubahan pemilihan tempat perayaan. Pergerakan statistik yang cukup signifikan terjadi di Bali.
Dibanding tahun lalu, di perayaan Tahun Baru kali ini, peminat liburan di Bali melonjak cukup tinggi. Jika tahun lalu hanya 9 persen yang memilih Bali, kali ini ada 19 persen orang yang ingin ke Bali. Kondisi yang berbalik terjadi pada Jakarta. Di tahun ini, hanya 20 persen orang yang ingin tinggal di Jakarta untuk bertahun baru. Jumlah ini menurun 7 persen dari tahun lalu.
"Orang sudah tahu kalau perayaan Tahun Baru di Jakarta itu pasti macet, makanya mereka lebih pilih luar kota," ujarnya.
Selain itu, alasan lain berkurangnya minat masyarakat untuk bertahun baru di Jakarta adalah semakin banyaknya penawaran menarik serta atraksi-atraksi yang diadakan di hotel-hotel di luar kota. "Hotel dan resort di Bali banyak yang menawarkan paket liburan Tahun Baru, misalnya pesta lampion. Hotel-hotel banyak yang berlomba-lomba menarik perhatian wisatawan di peak season ini," ucapnya.
Perubahan tren perayaanMerayakan tahun baru di luar rumah memang bukan sebuah kewajiban. Namun bagi banyak orang, pesta perayaan akan semakin meriah dan berkesan jika dilakukan bersama dengan orang banyak di tempat ramai sambil menyaksikan kembang api.
Sekalipun kemacetan melanda banyak tempat dan keramaian tak lagi bisa dibendung, nyatanya ini bukan masalah besar. Siwi mengatakan, tren perayaan di luar rumah pun makin berkembang. Setiap tahunnya makin banyak orang yang ingin merayakan di luar rumah. Tahun 2014, 50 persen orang memilih tetap ada di dalam rumah. Namun tahun ini hanya 37 persen orang yang ingin tinggal di rumah.
Sebaliknya, setiap tahunnya, semakin banyak orang ingin menikmati liburan baik di pantai atau di hotel di luar kota. Tahun 2014, 14 persen masyarakat memilih liburan di hotel dan 12 persen memilih ke pantai. Di tahun baru 2015, 25 persen orang memilih liburan di hotel dan 16 persen memilih di pantai, salah satunya Bali.
(chs/mer)