Jakarta, CNN Indonesia -- Tak lengkap rasanya merayakan tahun baru tanpa keriuhan terompet. Para pedagang terompet pun mulai ramai berjajar di pinggir jalan. Namun, ada kabar yang beredar bahwa terompet dapat menularkan penyakit. Benarkah demikian?
Beredar kabar melalui pesan singkat soal sisa air liur pada terompet yang dijual di pinggir jalan bisa menularkan kuman Tuberkulosis atau TB. Namun, kabar itu dibantah oleh para ahli kesehatan.
“Terompet kan ditiup bukan dihirup. Kecil kemungkinannya menularkan TB secara langsung,” ujar Ari Fahrial Syam, dokter penyakit dalam dari FKUI-RSCM, saat dihubungi CNN Indonesia, Rabu (31/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Ari, kuman TB tidak akan serta-merta menular hanya karena meniup terompet di tahun baru. Menurutnya, dibutuhkan kontak setiap hari dengan penderita TB untuk bisa menularkan kuman yang menyerang saluran pernapasan tersebut.
Bantahan serupa juga disampaikan Erlina Burhan, pakar penanggulangan TB dari RSUP Persahabatan. Menurutnya, TB tidak menular dari sisa air ludah di ujung terompet, tetapi udara yang terkontaminasi oleh kuman TB.
"Itupun kalau di udara terbuka dan ada sinar matahari ya tidak apa-apa. Kuman TB kalau kena sinar matahari akan mati kok,” kata Erlina, seperti dikutip dari detikHealth.
Penularan kuman TB terjadi melalui udara yang masuk ke saluran pernapasan. Penderita TB yang batuk akan menyemprotkan droplet atau bercak-bercak dahak yang terkontaminasi kuman, yang akan melayang-layang di udara sehingga rentan terhirup orang di sekitarnya.
Meski demikian, Ari berpesan untuk tidak bertukar terompet dengan orang lain. Setelah membeli, sebaiknya terompet dibersihkan dan dijemur di panas matahari untuk menghilangkan kuman pada sisa air liur.
Yang perlu mendapat perhatian lebih, jangan biarkan anak-anak menghirup terompet, apalagi sampai basah dengan air liur. Sebaiknya beri penjelasan pada anak bahwa terompet untuk ditiup bukan untuk dihirup.
(mer)