OTAK DAN MIMPI

Apa yang Terjadi Pada Otak Ketika Bermimpi?

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Senin, 05 Jan 2015 15:10 WIB
Saat Anda tidur, ternyata otak akan terus beraktivitas. Lalu apa yang terjadi ketika otak saat Anda bermimpi?.
Ilustrasi (Allan Ajifo/Wikimedia Commons)
Jakarta, CNN Indonesia -- Saat Anda tidur, ternyata otak akan terus beraktivitas. Lalu apa yang terjadi ketika otak saat Anda bermimpi?

Ketika Anda tidur, otak akan mengeset mode tidur dan ketika Anda memasuki tahapan tidur yang semakin nyenyak, otak akan mematikan gerakan otot. Semuanya, kecuali mata Anda, akan lumpuh sementara waktu.

Sementara itu, sel-sel saraf pangkal otak akan menembak tak menentu. Beberapa ahli memercayai bahwa mimpi terjadi ketika bagian pemikiran dari otak mencoba memahami sinyal-sinyal ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, bagian dari korteks depan, di mana kecerdasan berada, sedang dalam modus offline. Tanpa logika, penalaran, atau penilaian, aturan normal ruang dan waktu tidak berlaku. Oleh karena itu, saat satu menit Anda sedang merasakan tegang ketika menghadapi ujian yang tidak pernah Anda lakukan, pada menit berikutnya Anda bisa tiba-tiba terbang. Itulah yang Anda rasakan saat bermimpi.

Ketika bermimpi, bagian yang ikut terlibat adalah hippocampus, tempat memori dan kenangan, dan amigdala, pemain kunci dalam emosi. Itulah mengapa mereka dapat melibatkan peristiwa aktual (meski dengan acak) dan membuat Anda merasa benar-benar takut atau bahagia. Isi mimpi sangat berkaitan dengan memori jangka pendek dan jangka panjang.

Meskipun tidak ada yang dapat dilihat mata Anda saat itu, korteks visual otak Anda akan bekerja menafsirkan gambar, menjadi hidup. Inilah sebabnya mengapa Anda dapat ‘melihat’ semua tindakan di kepala Anda.

Dalam siklus tidur sehat, ada empat tahap yang harus dilalui, yaitu tahap M1 (tidur ringan), M2 (tidur sedang), M3 (tidur dalam), dan tahap R (REM atau Rapid Eye Movement). Kebanyakan mimpi terjadi ketika Anda sudah berada dalam tahap R atau tidur nyenyak. Tapi mimpi juga bisa terjadi ketika tidur Anda belum benar-benar nyenyak, tapi rasanya pasti akan berbeda. Mimpinya akan cenderung lebih sederhana, misalnya mimpi menyetir mobil bukan mendapatkan undian mobil.

Kepada CNN Indonesia, dokter spesialis kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran Andreas Prasadja menjelaskan bahwa setiap manusia pasti bermimpi setiap ia tidur. Setidaknya manusia bermimpi empat sampai enam kali setiap tidur. Masalahnya, tidak setiap orang akan ingat mimpi apa saja yang datang dalam tidurnya.

Jika mimpi tidak terlalu berkesan, orang cenderung akan melupakannya. Sebaliknya, jika mimpi memberikan kesan mendalam orang akan tetap mengingatnya ketika sudah terjaga. Pemicunya adalah intensitas emosional, yang bergantung pada kesan orang tersebut terhadap mimpi.

Menurut dokter yang akrab disapa Ade itu, selain intensitas emosional, ingat tidaknya seseorang terhadap mimpi juga dipengaruhi oleh waktu terjaga. Jika Anda terbangun tepat di saat tahap R, Anda akan lebih mudah mengingat mimpi. Sebaliknya, jika Anda terbangun pada tahap tidur M1, maka akan lebih sulit untuk mengingat lagi mimpi yang terjadi.

“Soal isi, itu akan random tapi sangat berkaitan dengan memori jangka pendek dan jangka panjang,” jelas Andreas.


(mer/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER