MAKANAN SEHAT

Yang Disembunyikan dari Label Makanan

Windratie | CNN Indonesia
Kamis, 08 Jan 2015 10:43 WIB
Bagaimana jika label makanan hanya menyuguhkan setengah informasi saja kepada konsumen?
Ilustrasi makanan kaleng. (Getty Images/ Boarding1Now)
Jakarta, CNN Indonesia -- Label makanan tampak memberikan semua informasi yang dibutuhkan konsumen sehingga menghitung kalori menjadi lebih sederhana. Namun hal itu akan menjadi rumit jika label makanan hanya menyuguhkan setengah informasi saja.

Kalori adalah ukuran energi yang dapat digunakan seseorang, dan label makanan berfungsi menginformasikan berapa banyak kalori yang terkandung pada makanan. Namun, ada hal yang tidak mereka katakan, berapa banyak kalori yang benar-benar dihasilkan makanan tergantung pada seberapa tinggi makanan tersebut diproses.

Makanan olahan membuat gemuk

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengolahan makanan termasuk memasak, pencampuran, dan penumbukan, atau menggunakan tepung olahan alih-alih tepung yang belum dimurnikan. Dikutip dari laman Independent, semua proses itu dilakukan oleh industri makanan sebelum Anda membelinya, atau di rumah ketika Anda menyiapkan makanan.

Efeknya besar. Jika menyantap makanan mentah, Anda akan cenderung menurunkan berat badan. Namun, jika seseorang menyantap makanan yang sama dengan dimasak, maka dia akan menambah berat badannya. Kesimpulannya, kalori yang sama dengan hasil berbeda.  

Bagi nenek moyang kita, hal itu bisa berarti perbedaan antara hidup dan mati. Ratusan ribu tahun yang lalu, di awal manusia belajar memasak, mereka dapat mengakses lebih banyak energi untuk dimakan. Energi ekstra memungkinkan mereka mengembangkan otak yang besar dan pertumbuhan pesat. Tanpa memasak tampaknya kita tidak akan menjadi manusia.

Makanan olahan lebih mudah dicerna

Percobaan pada hewan menunjukkan, pengolahan makanan memengaruhi peningkatan kalori. Apakah sumber energinya adalah karbohidrat, protein, atau lipid (lemak dan minyak). Dalam setiap kasus, mengonsumsi banyak makanan olahan memberikan pemakan lebih banyak energi.

Ambil contoh karbohidrat, yang menyediakan lebih dari setengah kalori untuk dunia. Energi karbohidrat terdapat pada butir pati atau tepung, makanan yang padat glukosa yang dicerna di usus kecil Anda.

Saat mengonsumsi makanan tepung mentah, lebih dari setengah butir tepung yang melewati usus kecil sepenuhnya tidak tercerna. Tubuh Anda mendapat dua pertiga atau kurang dari total kalori pada makanan. Sisanya digunakan oleh bakteri di usus Anda.

Bahkan, di antara makanan yang telah dimasak, daya cerna akan bervariasi. Tepung jadi lebih tahan terhadap pencernaan saat dibiarkan dingin usai dimasak. Alasannya, tepung akan mengkristal ke dalam struktur yang tidak mudah dihancurkan oleh enzim pencernaan.

Jadi, makanan seperti spaghetti masak atau pizza yang telah disimpan berhari-hari mengadung lebih sedikit kalori daripada saat setelah dimasak. Meskipun, secara teknis mereka mengandung jumlah energi tersimpan yang sama. (win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER