Jakarta, CNN Indonesia -- Siapapun yang pernah mendengar karya maestro Beethoven tentu akan merasa heran jika mengetahui bahwa faktanya sang musisi adalah tuna rungu dalam kondisi yang sangat berat.
Sebuah penelitian membuka misteri bagaimana Beethoven bisa menciptakan musik. Para peneliti mulai mengulik pola irama dari sejumlah komposisi karya Beethoven yang diketahui memiliki irama ikonik yang berbeda. Iramanya tidak ajek, dan sangat dinamis.
Diduga ini sesuai dengan irama jantung orang yang mengalami masalah irama jaunting atau
cardiac arrhythmia. Para peneliti dari University of Michigan dan University of Washington menduga Beethoven adalah pengidap kelainan jantung ini
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam penelitian yang hasilnya kemudian dipublikasikan di journal
Perspectives in Biology and Medicine, para peneliti yang terdiri dari — ahli jantung, sejarah medis dan ahli musik — meneliti hubungan antara kemungkinan kondisi kesehatan jantung sang musisi Jerman dan beberapa karya musiknya.
“Kami mulai berpikir bahwa beberapa penyakit dan kondisi fisik bisa bermanifestasi pada karya music yang diciptakannya, “ kata salah satu penulis penelitian Dr. Joel Howell kepada Huffington Post. Howell adalah ahli sejarah medis dan profesor di Internal Medicine di University of Michigan.
“Ketika irama jantung Anda berdetak tak teratur akibat penyakit jantung memang biasanya polanya bisa diprediksi,” kata Howell. “Dan kami berpikir kami menemukan pola itu di musik Beethoven.”
Cardiac arrhythmia bisa menyebabkan jantung berdetak dengan irama sangat lambast dan sangat cepat. Sementara pada karya Beethoven juga ditemukan perubahan irama dan kunci yang bisa sangat tak terduga. Misalnya pada karya
Cavatina, String Quartet karya Beethoven pada B-flat Major, Opus 130. Pola aritmik juga muncul di
Piano Sonata pada A-flat major, Opus 110.
Dengan hasil penelitian ini peneliti yakin Beethoven mengidap kelaian irama jantung selain penyakit gangguan pencernaan dan syphilis yang sudah diketahui publik sebelumnya. Uniknya para peneliti menilai kondisi tuna rungu Beethoven justru membuatnya lebih sensitif terhadap irama jantungnya sendiri yang tidak teratur itu.
Beethoven bukan satu-satunya musisi yang memiliki masalah medis yang berpengaruh pada karyanya. Pelukis Claude Monet diketahui mempunyai masalah penglihatan dan didiagnosa mengalami katarak pada menjelang akhir hidupnya.
Sejak usia 65 tahun, dia mengalami perubahan persepsi akan warna. Hal itu membuatnya menghasilkan lukisan dengan warna yang lebih keruh. Ketika katarak mulai mengganggu penglihatannya lebih parah di usia 72 tahun, karya Monet jadi lebih abstrak.
“Sinergi antara pikiran dan tubuh kita membentuk pengalaman bagaimana kita memandang dunia,” kata Howell. “Hal ini paling terlihat di dunia seni dan musik, dimana karya yang dihasilkan menjadi gambaran paling dalam pengalaman hidup manusia.”
(utw/utw)