APEL TERKONTAMINASI BAKTERI

Agar Listeria Monocytogenesis Tak Lagi Mengontaminasi Makanan

Windratie | CNN Indonesia
Rabu, 28 Jan 2015 12:13 WIB
Sebetulnya seperti apa proses produksi pangan, sehingga bahan pangan seperti apel yang jauh-jauh di impor dari luar negeri layak untuk kita konsumsi?
ad
Jakarta, CNN Indonesia -- Barangkali masyarakat akan sangat waspada mengonsumsi apel impor dengan merek Granny's Best dan Gala yang diproduksi oleh Bidart Brothers di Bakersfield, California, Amerika Serikat tersebut. Diketahui apel tersebut positif mengandung bakteri Listeria Monocytogenesis.

Sebetulnya seperti apa proses produksi pangan, sehingga bahan pangan seperti apel yang jauh-jauh di impor dari luar negeri layak untuk kita konsumsi?

Produksi makanan yang tidak aman dapat mengakibatkan keracunan makanan, itu sebabnya perlu ada penerapan produksi pangan yang baik. Menurut Ardiansyah, Sekjen Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia, harus ada kepastian keamanan pangan dan kualitas yang terbaik untuk konsumen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu sebabnya harus ada tahapan dalam sebuah produksi pangan yang baik, yang disebut juga sebagai Good Manufacturing Practices (GMP). “Ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi tentang Good Manufacturing Practices,” kata Ardiansyah.

Beberapa hal yang memungkinkan untuk menjadi sumber kontaminasi pada industri pangan menurut Ardiansyah di antaranya adalah bahan baku mentah.

“Proses pembersihan dan pencucian untuk menghilangkan tanah dan untuk mengurangi jumlah mikroba pada bahan mentah amat penting. Karena tanah mengandung berbagai jenis mikroba khususnya dalam bentuk spora,” kata Ardiasnyah, saat dihubungi CNN Indonesia pada Rabu (28/1).

“Pada saat pengolahan buah produk pangan juga harus memakai masker dan harus dalam kondisi sehat,” ucap Ardiansyah. Tahapan lain produksi pangan yang baik menurut GMP adalah kebersihan bangunan.

“Kondisi bangunan, seperti lantainya, harus bersih. Termasuk air untuk pengolahan makan. Air yang digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan air minum,” ucap dosen yang pernah bermukim di Jepang tersebut.

Segala peralatan untuk sterilisasi juga diusahakan berada di atas suhu 75-76 derajat Celsius. Hal ini agar bakteri termofilik dapat dibunuh dan dihambat pertumbuhannya.

“Meskipun sudah melalui cara pengolahan pangan yang baik kemungkinan produk pangan terkontaminasi tetap bisa terjadi, salah satunya pada saat jalur distribusi,” kata Ardiasnyah. Untuk itu sebagai konsumen pun kita harus melakukan proses pengolahan yang baik sebelum mengonsumsi pangan.

(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER